Dewan Minta Diselidiki Penyebab Matinya Tiga Lumba-lumba di Teluk Balikpapan

Habitat Pesut di Teluk Balikpapan terus berkurang akibat kerusakan dan pencemaran di parairan Balikpapan dan Penajam Paser Utara

BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Matinya tiga hewan mamalia langka yakni lumba-lumba hidung botol di sekitar Teluk Balikpapan rupanya menjadi perhatian DPRD Kota Balikpapan.

Komisi III DPRD Kota Balikpapan bahkan mengundang Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Balikpapan untuk mencari tahu penyebab matinya tiga hewan yang dilindungi itu.

Seperti diketahui, sepanjang April lalu, tiga ekor lumba-lumba ditemukan mati di Teluk Balikpapan yakni di Semayang, Manggar maupun Manggrove Kariangau..

Ketua Komisi III DPRD kota Balikpapan Andi Arif Agung mengatakan penjelasan BLH menjadi masukan penting bagi DPRD dalam melihat persoalan secara jernih, terutama penyebab matinya.

“Kita dalam rangka klarifikasi dan kita minta tolong ini diinvestigasi bekerjasama dengan satkar kementerian Keluatan dan Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Pontianak. Ini juga lagi diklafirikasi informasinya,” kata Andi Arif Agung.

Menurutnya, hingga kini belum diketahui penyebab pasti matinya tiga lumba-lumba itu,  apakah karena faktor kerusakan lingkungan atau perubahan iklim sehingga habitat mamalia ini terganggu.

“Ini yang masih kita tunggu lagi informasi, dan investigasi dari BLH kita tunggu itu. Gejala apa ini yang perlu kita cari tahu lagi,” terangnya.

Kepala BLH Kota  Balikpapan Suryanto mengatakan, segera  berkordinasi dengan BPSL Pontianak, termasuk Pemerintah Pusat untuk mencari penyebab matinya tiga lumba-lumba di perairan Teluk Balikpapan.

“Kalau dugaan pencemaran lingkungan belum terlalu tepat karena dari beberapa LSM ada katakan ini pengaruh iklim. Mereka sudah turun kemari (BPSL) tapi kita perlu kordinasi lagi terutama BLH supaya penjelasan ke masyarakat ini satu bahasa tidak simpang siur,” imbuhnya.

Dia menambahkan, Pemerintah Kota Balikpapan tahun ini juga tengah melakukan inventarisasi sumber daya hayati dan hewan yang berada di kawasan pesisir Balikpapan.

Dalam daftar inventarisasi itu  lumba-lumba hidung botol tidak masuk dalam pencatatan yang ada hidup diperairan Teluk Balikpapan, kecuali penyu hijau yang juga sempat ditemukan.

”Kalau penyu hijau itu ada tapi kalau lumba-lumba ini hal yang baru. Kalau balikpapan punya lumba-lumba ini anugrah. Habitatnya  kita belum tahu apakah air tawar atau air laut kita perlu kita lihat lagi. Ya mungkin bisa menambah jenis hewan yang ada di Balikpapan,” pungkasnya.

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.