Dewan Usulkan Penataan Transportasi, Atasi Kemacetan
BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com – Anggota Komisi III DPRD Kota Balikpapan, Nurhadi Saputra meminta agar pemerintah kota dapat mengambil langkah untuk mengatasi masalah kemacetan.
Hal ini dilakukan untuk mendukung posisi kota Balikpapan yang akan menjadi penyangga sekaligus gerbang Ibu Kota Negara.
“Kalau menurut saya sebaiknya pemerintah bisa mengadopsi transportasi seperti di Jakarta saat era kepemimpinan Anis Baswedan,” ucap Nurhadi, Senin (24/6/2024).
Nurhadi menuturkan, pola peralihan kebutuhan transportasi di Balikpapan masih bisa di ubah dan memang membutuhkan waktu. Namun jika serius ingin mengadopsi pola transportasi daerah lain itu lebih bagus.
Dikatakan Nurhadi, di angkutan kota (Angkot) di Jakarta sudah semakin nyaman. Dimana angkot di Jakarta sudah memiliki pendingin ruangan atau Air Conditioner (AC). Dan pembayarannya angkotnya bisa menggunakan QRIS.
Selain itu, kata Nurhadi, dirinya belum melihat Dinas Perhubungan (Dishub) Balikpapan melakukan inovasi dari angkutan masal yang ada di Balikpapan. Bahkan Nurhadi tidak pernah mendengat pemerintah memiliki angkutan seperti Bus Damri.
“Saya belum pernah dengar dan lihat di Balikpapan ada seperti Bus Damri, misalkan rutenya dari Balikpapan-Samarinda, padahal warga di Samarinda masih banyak yang menggunakan Bandara di Balikpapan,” terangnya.
“Jakarta, Bandung sudah ada, atau gak usah jauh-jauh di Banjarmasin sudah ada angkutan massal-nya seperti Busway. Dan ini yang harus dipikirkan pemerintah,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dishub Balikpapan Adwar Skenda Putra mengatakan, setelah SAUM beroperasi, dipastikan tidak akan mengganggu trayek angkutan kota (angkot). Karena rencananya angkot dapat menjadi feeder atau jalan penghubung untuk memfasilitasi warga yang berangkat dari jalan lingkungan.
“Misalkan warga yang berada di jalan Indrakila dan strat tiga bisa naik angkot terlebih dahulu, untuk keluar ke Jalan protokol Soekarno-Hatta, kemudian melanjutkan perjalanan dengan bus SAUM,” ujarnya.
“Jadi nanti kami akan membuat regulasinya dan aturannya terlebih dahulu. Kemudian ditawarkan ke angkot mau pilih jalur trayek yang mana. Karena mereka yang memilih, dan bukan kita yang menentukan,” pungkasnya
BACA JUGA