Di Balikpapan 1000 Anak dan Balita Alami Stunting
BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Sekitar 1000 balita dan anak di Balikpapan mengalami stunting (tinggi badan tidak ideal).
Saat ini jumlah balita dan anak di Balikpapan mencapai 15 ribu lebih.
Stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu lama, umumnya karena asupan makan yang tidak sesuai kebutuhan gizi. Stunting terjadi mulai dari dalam kandungan dan baru terlihat saat anak berusia dua tahun.
Kepala DKK Balikpapan Balerina menyatakan jika di presentasi jumlah anak masuk kategori stunting di Balikpapan kurang dari 1 persen.
Caranya mengetahui harus dilakukan pemeriksaan tinggi badan dan berat badan.
“Pemeriksaan tinggi badan dan berat badan harus sesuai. Ternyata saat pemeriksaan tidak sesuai. Misalnya yang seharunya 100 cm tapi kurang dari itu ditambah berat badan yang kurang. Hasil pemeriksaan 1000 lebih balita dan anak tahun 2017,” katanya (2/3/2018).
Menurutnya banyak faktor yang menyebabkan anak mengalami stunting salah satu ada pada masalah asupan gizi.
“Kalau gizi ya sudah pola makan, asupan makanan. Penyebabnya gizi yang kurang. Pola makan yang tidak. Kalau gizinya jelek tumbuh kembang tak bagus atau terganggu,”jelasnya.
Bagi balita yang mengalami stunting dapat dilakukan pola konsultasi sedangkan bagi anak sekolah harus dilakukan perbaikan pola asupan gizi.
” Kalau ada ditemukan tetap konsultasi. Kalo ditemukan di sekolah pemberian makanan tambahan, usia sekolah. Pola makanan yang harus dirubah. Kita fokus kesitu, sehingga menjadi perhatian karena kasusnya baru mulai. Kita lihat tahun ini apakah meningkat atau tidak. Jadi pola makan dirubah bermacam macam ada sayur, susu, ikan, lauk lainnya,” jelasnya.
“Prosentase dari jumlah anak tidak sampai 1 persen dari jumlah anak dan Balita sebanyak 15 ribu,” ungkapnya.
Dia menyatakan pihaknya juga gencar melakukan upaya perbaikan seperti di Unit kesehatan sekolah, gerakan posyandu bersama peran PKK.
” UKS pertama jalan, posyandu, anak balita. Perlombaan posyandu memicu untuk memberikan makanan yang bergizi. Penggerak PKK sangat fokus. DKK juga fokus bagaimana menurunkan angka kejadian stanting.tahun ini kita lihat apakah meningkat. Tahun ini kita cegah, yang stunting kita bantu memperbaiki sampai usia sekolah,” katanya.
Diketahui di Indonesia angka stunting tertinggi ada di kabupaten Ogan Komering ilir (OKI), Sumatra Selatan. Seperti dikutip Kompas.com, angka stunting kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) menurut Riset kesehatan dasar mencapai 40,5% atau hampir setengah balita di OKI mengalami stunting. Bahkan, angka ini di atas angka stunting nasional 37%.
Menurut WHO, di seluruh dunia, diperkirakan ada 178 juta anak di bawah usia lima tahun pertumbuhannya terhambat karena stunting.
Versi UNICEF, stunting didefinisikan sebagai persentase anak-anak usia 0 sampai 59 bulan, dengan tinggi di bawah minus (stunting sedang dan berat) dan minus tiga (stunting kronis) diukur dari standar pertumbuhan anak keluaran WHO
Selain pertumbuhan terhambat, stunting juga dikaitkan dengan perkembangan otak yang tidak maksimal, yang menyebabkan kemampuan mental dan belajar yang kurang, serta prestasi sekolah yang buruk.
Situs Adoption Nutrition menyebutkan, stunting berkembang dalam jangka panjang karena kombinasi dari beberapa atau semua faktor-faktor berikut:
1. Kurang gizi kronis dalam waktu lama
2. Retardasi pertumbuhan intrauterine
3. Tidak cukup protein dalam proporsi total asupan kalori
4. Perubahan hormon yang dipicu oleh stres
5. Sering menderita infeksi di awal kehidupan seorang anak.
Perkembangan stunting adalah proses yang lambat, kumulatif dan tidak berarti bahwa asupan makanan saat ini tidak memadai. Kegagalan pertumbuhan mungkin telah terjadi di masa lalu seorang.
Gejala Stunting
1. Anak berbadan lebih pendek untuk anak seusianya
2. Proporsi tubuh cenderung normal tetapi anak tampak lebih muda/kecil untuk usianya
3. Berat badan rendah untuk anak seusianya
4. Pertumbuhan tulang tertunda
Untuk mengatasi masalah stunting ini Kementerian Kesehatan dengan dukungan Millennium Challenge Account-Indonesia (MCA-I), melalui Program Hibah Compact Millennium Challenge Corporation (MCC) melakukan Kampanye Gizi Nasional Program Kesehatan dan Gizi Berbasis Masyarakat (PKGBM).
Salah satu intervensi dalam program PKGM adalah tentang perubahan prilaku masyarakat, yang dilakukan dalam program Kampanye Gizi Nasional (KGN).
BACA JUGA