Diduga dari Oli Bekas, Pemkot dan Pertamina Action Cepat Tangani Limbah di Pantai Melawai

BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Pemerintah kota belum dapat memastikan sumber tumpahan minyak yang mencemari kawasan Pantai Melawai, Balikpapan Kota.

Minyak diperkirakan terjadi pada Senin dinihari (31/7/2018). Banyak penyengat mulai tercium oleh warga sekitar.

” Tercium bau menyengat tuh sekitar jam 1 malam ( Senin dinihari),” kata Riana pemilik rumah yang juga warung di sekitar pantai Melawai.

” Saya ngak tahu dari mana pas pagi ternyata saya pasang minyak kumpul dibawah rumah,” ujarnya.

Kepala BLH Suryanto mengaku belum jelas sumber minyak yang diduga oleh bekas dari daratan dan dibuang kelaut. Kemungkinan ini merupakan limbah oli bekas.

“Perkiraan kita itu karena ditemukan botol-botol mengembang berisi oli bekas,” ujarnya.
Kejadian ini yang terjadi ketiga kalinya dalam Juli 2018 ini. Pertama pada Jumat 20 Juli, Senin 23 Juli dan Senin ini 31 Juli.
Menurutnya meski sedikit namun menjadi banyak karena terjadi sudah tiga kali dalam waktu yang relatif dekat.

Wakil Walikota Rahmad Mas’ud mengatakan dari penemuan minyak pekat ini pemerintah melakukan tindakan cepat ke lapangan bersama DLH dan Pertamina pemeriksaan dan juga melakukan penyedotan untuk jaga lingkungan perairan Balikpapan.

” Pertamina dengan tim bawa vakum truk bersama DLH alhamdulillah kita lakukan tindakan lebih dahulu untuk antisipasi dan tindakan. Sebenarnya ini ranah pemerintah provinsi tapi gak lah karena ini rumah kita kita action dulu,” tandasnya.

“Permasalahan regulasi urusan belakang. Siapa yang bertanggung jawab, siapa kerja apa, apa yang kita kerjakan dalam hal ini pemerintah kota mengambil langkah dulu karena kasian masyarakat dan pemerintah kota. Yang penting lingkungan baik dulu nant kita akan usulkan ke provinsi. Minimal dia menyediakan fasilitas dan sarana di pemerintah kota dalam penanganan minyak ini bukan hanya bencana longsor, banjir. Balikpapan kan yang punya laut,” lanjutnya.

Selain itu wawali juga meminta camat dan lurah, DLH untuk melakukan pengecekan dan pengawasan pengelolaan limbah oli di bengkel-bengkel.

” Pengawasan kepada bengkel-bengkel tidak berizin. Yang berizin juga kita bilang bahwa limbah oli ini ada nilai ekonomis. Ada yang jemput dan oli itu dibayarin lagi. Artinya ada yang tidak paham.” ujarnya.

Rahmad juga juga mengatakan asal limbah juga bisa dari kapal laut. Karena pihaknya minta KSOP agar memberikan pemahaman dalam pengelolaan lomba. ” Jadi limbah diatas kapal seperti pergantian oli jangan dibuang kw laut. Karena ini ada nilai ekonomia,” tukasnya.

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.