Top Header Ad

Dilarang di AS, Pengguna TikTok Pindah Ke RedNote

TikTok Dilarang
Segera dilarang penggunaannya di AS, pengguna TikTok ramai-ramai pindah ke Rednote (Pixabay)

WASHINGTON, inibalikpapan.com – TikTok yang segera dilarang di Amerika Serikat (AS) membuat penggunanya berbondong-bondong pindah ke aplikasi China RedNote.

Hal ini terkait larangan penggunaan TikTok di AS yang akan berlaku beberapa hari lagi.

Tindakan pengguna yang menyebut diri mereka ” TikTok Refugees” telah menjadikan RedNote sebagai aplikasi yang paling banyak diunduh di App Store Apple AS pada hari Senin.

RedNote adalah pesaing TikTok yang populer di kalangan anak muda di China, Taiwan, dan populasi berbahasa Mandarin lainnya.

Aplikasi ini memiliki sekitar 300 juta pengguna bulanan dan tampak seperti gabungan TikTok dan Instagram.

Aplikasi ini memungkinkan penggunanya, sebagian besar wanita muda perkotaan, untuk bertukar kiat gaya hidup mulai dari kencan hingga mode.

Para hakim Mahkamah Agung akan memutuskan undang-undang yang menetapkan batas waktu 19 Januari bagi TikTok untuk menjual operasinya di AS. Jika tidak, maka aplikasi TikTok akan dilarang selamanya di negara tersebut.

TikTok telah berulang kali mengatakan tidak akan menjual bisnisnya di AS.

Pengacaranya Tik Tok telah memperingatkan bahwa larangan tersebut akan melanggar perlindungan kebebasan berbicara bagi 170 juta pengguna platform tersebut di AS.

Sementara itu, RedNote telah menyambut pengguna barunya dengan tangan terbuka. Ada 63.000 unggahan mengenai topik ” TikTok Refugee” atau pengungsi TikTok.

Tutorial untuk pengguna baru tentang cara menavigasi aplikasi dan cara menggunakan frasa dasar bahasa Mandarin sedang marak.

Antusiasme Warga AS Gunakan RedNote

“Kepada tuan rumah kami di China, terima kasih telah mengundang kami. Mohon maaf sebelumnya atas kekacauan yang terjadi,” tulis seorang pengguna baru AS.

Namun seperti TikTok, ada pula laporan penyensoran di RedNote terkait kritik dari pemerintah China.

Di Taiwan, pejabat publik dilarang menggunakan RedNote karena dugaan risiko keamanan perangkat lunak China.

Seiring dengan semakin banyaknya pengguna AS yang bergabung dengan RedNote, sejumlah pengguna China juga secara bercanda menyebut diri mereka sebagai “mata-mata Tiongkok”.

Hal ini merujuk pada kekhawatiran pejabat AS bahwa China manfaatkan TikTok sebagai alat mata-mata dan manipulasi politik.

Nama China RedNote, Xiaohongshu, diterjemahkan menjadi Buku Merah Kecil.

Tetapi aplikasi tersebut mengatakan bahwa itu bukan referensi ke buku kutipan pemimpin komunis China Mao Zedong dengan nama yang sama.

Namun masalah keamanan tidak menghalangi pengguna untuk berbondong-bondong ke RedNote.

Sarah Fotheringham, seorang pekerja kantin sekolah berusia 37 tahun di Utah, mengatakan langkah menuju RedNote merupakan cara untuk  menghindari pemerintah.

“Saya hanya orang sederhana yang menjalani hidup sederhana,” kata Fotheringham kepada BBC dalam pesan RedNote.

“Saya tidak punya apa pun yang tidak dimiliki China. Jika mereka sangat menginginkan data saya, silakan saja.”

Marcus Robinson, seorang perancang busana di Virginia, mengatakan bahwa ia membuat akun RedNote-nya pada akhir pekan lalu untuk membagikan merek pakaiannya dan  menjadi yang terdepan.

Tn. Robinson mengatakan kepada BBC bahwa dia hanya sedikit ragu untuk menerima syarat dan ketentuan penggunaan aplikasi tersebut, karena tertulis dalam bahasa Mandarin.

“Saya tidak dapat benar-benar membacanya, jadi itu sedikit membuat saya khawatir,” katanya, “tetapi saya memanfaatkan kesempatan itu.”

Warga AS Tak Terlalu Pusingkan Masalah Keamanan

TikTok yang dilarang di AS ini akan memaksa berbagai toko berhenti produk aplikasi tersebut sehingga toko tersebut akan non aktif seiring berjalannya waktu

Beberapa pengguna media sosial mengatakan kepada BBC bahwa mereka lebih banyak menggulir RedNote daripada TikTok.

“Sekalipun TikTok tetap ada, saya akan tetap menggunakan platform yang saya buat di RedNote,” kata pekerja teknologi Tennessee, Sydney Crawley, kepada BBC.

Crawley mengatakan dia mendapatkan lebih dari 6.000 pengikut dalam waktu 24 jam setelah membuat akun RedNote-nya.

“Saya akan terus berusaha membangun pengikut di sana dan melihat koneksi, persahabatan, atau peluang baru apa yang bisa saya dapatkan.”

Fotheringham, pekerja kantin, mengatakan bahwa RedNote  membuka dunia saya terhadap China dan penduduknya.

“Saya sekarang dapat melihat hal-hal yang belum pernah saya lihat,” katanya. “Orang Tionghoa biasa, mencari tahu tentang budaya, kehidupan, sekolah, segalanya, itu sangat menyenangkan.”

“Masyarakat di sana sejauh ini  sangat ramah”, komentar seorang desainer bernama Robinson. “Sejauh ini saya sangat menyukai RedNote… Saya hanya perlu belajar berbicara bahasa Mandarin!”

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.