Top Header Ad

Dinilai Bikin Candu, Lagu APT. Rose Blackpink ‘Dilarang’ untuk Pelajar Korea

JAKARTA, inibalikpapan.com – Rose BLACKPINK sukses menarik perhatian dengan singel terbarunya, “APT,” yang ia rilis berkolaborasi dengan Bruno Mars. Lagu ini segera menduduki jajaran tangga lagu internasional, mendapat sambutan hangat oleh pencinta musik di seluruh dunia.

Namun, popularitas “APT” justru memunculkan kekhawatiran di kalangan pelajar di Korea Selatan. Menurut Koreaboo, melansir Suara, jaringan inibalikpapan, lagu ini masuk dalam daftar “lagu terlarang” bagi siswa. Sebab mereka anggap lagu ini mengganggu konsentrasi, khususnya menjelang ujian masuk universitas atau suneung yang akan berlangsung pada 14 November. Melodi yang mudah teringat membuat lagu ini terus terngiang di kepala, sehingga para pelajar khawatir sulit fokus belajar.

Selain “APT,” beberapa lagu populer lain seperti “Next Level” dari aespa, “Zimzalabim” dari Red Velvet, dan “Ring Ding Dong” dari SHINee juga termasuk dalam daftar tersebut. Lagu-lagu ini terkenal dengan melodi yang ceria dan ritme yang adiktif, membuat pendengarnya, terutama pelajar, mudah terdistraksi.

Di komunitas daring Korea, para pelajar menyebut lagu-lagu ini “tidak mungkin terhindari” karena sifatnya yang adiktif. Fenomena di mana sebuah lagu terus berulang dalam pikiran, atau earworm atau brainworm, dan hampir semua orang pernah mengalaminya. Laman Gramedia menjelaskan, earworm adalah kondisi ketika lagu atau melodi “tersangkut” di kepala seseorang tanpa bisa henti, atau stuck song syndrome (SSS) atau Involuntary Musical Imagery (INMI).

Bagi sebagian orang, earworm bisa membantu menenangkan pikiran. Namun, bagi pelajar yang sedang belajar, efek ini justru mengganggu. Profesor psikologi dari Universitas Dankook, Lim Myung-ho, menyebutkan bahwa anak muda cenderung lebih mudah mengalami earworm karena pengaruh emosional yang kuat dari melodi berulang.

“Psikologi kita sering kali lebih rentan dari yang disadari. Suara sederhana dan berulang bisa memicu emosi tertentu, dan anak muda, terutama yang belum berpengalaman, lebih rentan terhadap fenomena ini,” jelas Lim dalam wawancaranya dengan Yonhap News.

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.