Dirjen Usulkan Jalur Evakuasi Samping Turunan Rapak, Ada Indikasi Sasis Truk Maut Diperpanjang
BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com — Untuk melihat secara langsung lokasi dimana terjadinya laka maut yang menewaskan 4 orang, Dirjen Perhubungan Darat didampingi Dirlantas Polda Kaltim, Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Kaltim, Kadishub Provinsi, Kepala Jasa Raharja, Kadishub Balikpapan dan Tim KNKT meninjau simpang 4 Muara Rapak, Minggu siang (23/1/2022).
Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub, Drs Budi Setiyadi mengatakan, setelah melakukan koordinasi dan meninjau ke lokasi kejadian ada beberapa hal yang sudah didapatkan disini, untuk segera melakukan mitigasi penanganan berikutnya.
“Kami juga akan meninjau kendaraannya truknya, karena ada indikasi kendaraan truk tersebut dimodifikasi ada perubahan pada Rear Over Hang (ROH), jadi konfigurasi ban nya diubah harusnya panjangnya sekian tapi dipanjangin, artinya ada tambahan panjang sasis,” ujar Budi Setiyadi kepada media, Minggu (23/1/2022).
“Kemudian ada perubahan konfigurasi 1.1 menjadi 1.2.2 ROH nya atau jarak antar bannya, sama tambahan ban nya,” tambahnya.
Kemudian dari hasil diskusi akan dipetakan lagi dan pihaknya juga bertemu lagi dengan Dirjen PU Marga dan Kakorlantas Polri untuk membahas ada perubahan rekayasa baik untuk penanganan jangka pendek dan jangka panjang.
“Untuk jangka pendek saya usulkan pembangunan jalur evakuasi sebelah kiri di lahan punya Pertamina dan dari Pemkot Balipapan mudah mudahan bisa segera direalisasikan,” kata Budi.
Kata Budi, ada usulan jangka panjang pembangunan flyover di kawasan Muara Rapak dan flyover memang solusi terbaik, tapi butuh waktu dan biaya.
“Jadi nanti ada dua opsi pembangunan flyover dibiayi dari APBD Provinsi atau melalui APBN melalui Binamarga, kita lihat saja mana yang duluan,” akunya.
Terkait turnan rapak ini, Kata Budi sama kondisinya dengan jalur yang ada di Kretek Bumi Ayu Wonosobo dengan tingkat elevasi sampai puncak 10 persen.
“Memang jalan ini kurang baik untuk yang turunan panjang, dengan jadian kemarin pemerintah akan melakukan mitigasi perbaikan, baik jangka pendek dan panjang. Dan kami berharap yang sudah dilakukan pak Wali dalam hal pembatasan operasional kendaraan melalui perwali bisa diikuti,” imbuhnya.
Selain itu juga butuh peran serta para pengusaha dan pemilik barangnya, terutama masalah overloding dan over dimensi, secara teknis sebelum turunan rapak memang harus disiapkan buffer zone, sehingga truk bertonase besar yang muatannya cukup berat akan dipindahkan ke truk yang lebih kecil, kemudian diangkut ke pelabuhan.
“Tapi ini butuh upaya menyiapkan buffer zone dulu, kita harapkan penanganan ini yang sifatnya komprensif mengutamakan keselamatan pasti, tapi kita harapkan ekosistem perekonomian jangan sampai terganggu,” harap Budi.
Terkait truk yang dikatakan ada masalah pada persenelingnya, kata Budi dari laporan KNKT tidak ada masalah, hanya saja pada saat kejadian karena kecepatan tinggi ketika memasukin dekat Bank Mandiri pengemudi truk tidak dapat pemindahan gigi karena putaran roda terlalu tinggi, sehingga sopir mengembalikan ke netral akhirnya kendaraan meluncur kebawah dan tidak terkendali.
“Untuk rem bermasalah karena menggunakan sistem air hidrolik, jadi sopir mengetes-tes rem, sehingga konsumsi anginnya terlalu banyak, ketika dibutuhkan saat turunan malah jadi tekor kondisi angin tidak ada,” tutupnya.
BACA JUGA