Dishub Balikpapan Kaji Rencana Kelola Retribusi Parkir di Pasar Tradisional
BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Balikpapan kini tengah mengkaji rencana pengelolaan retribusi parkir di pasar tradisional.
Kepala Dishub Kota Balikpapan Elvin Junaidi mengatakan, sebelumnya parkir di pasar tradisional di kelola Dinas Pasar. Namun kini telah diambil alih.
“Dulunya dinas pasar sekarang mulai kita, tapi ya harus ada sosialisasi lebih dulu sehingga tidak terjadi, benturan dengan yang ada disana,” ujarnya kepada awak media pada Sabtu (17/09/2022).
Menurutnya, nantinya setelah pengelolaan parkir di pasar tradisional telah diambil alih, nantinya akan bekerja sama dengan jukir yang selama ini telah dibina Dishub Balikpapan
“Karena tenaga kita (petugas Dishub) kan kurang, Nanti sistem bagi hasil atau bagaimana,” katanya.
Dia mengungkapkan aset milik pemerintah daerah memang untuk parkir pastik dikelola sendiri. Seperti yang dilakukan terhadap gedung parkir klandasan dan Gedung BSSC Dome.
“Jadi memang kalau aset daerah perparkiran itu memang dia dipungut retribusi, jadi untuk meningkatkan PAD kita sudah turun juga, mungkin yang dulunya gak dipunggut sekarang sudah dipungut,” jelasnya.
Saat ini ada ratusan jukir yang dibina, masing-masing ditempatkan di sejumlah kantong-kantong parkir. “Ada 300-an yang terdata, Kita patok kamu sekian, dengan kesepakatan,” ujarnya.
Pihaknya menyiapkan tiket parkir yakni untuk kendaraan roda dua Rp 2 ribu dan kendaraan roda empat Rp 4 ribu. Bagi jukir yang tidak memberikan tiket masyarakat diminta tidak melayani.
“Berarti liar, walaupun ada tandanya dia gak ngasih (karcis parkir), masyarakat gak bayar gak apa-apa,” tuturnya.
Selain itu, Terus meningkatnya jumlah kendaraan dan terbatasnya infrastruktur jalan menjadi persoalan yang harus segera diatasi Pemerintah Kota Balikpapan.
Pasalnya, kondisi tersebut membuat sejumlah titik jalan di Kota Balikpapan terlihat mulai macet. Apalagi, kini Kota Balikpapan menjadi daerah penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN).
Elvin Junaidi mengatakan, kondisi jalan yang tidak lebar menjadi kendala. Sedangkan untuk membangun infrastruktur jalan terkendala dana.
“Memang kalau kita lihat Balikpapan ini kotanya jalannya tidak terlalu lebar dan untuk melabarkannya juga mungkin kesulitan pemdanaan dan memang kota kita begini,” ujarnya.
Selama ini kata dia, untuk mengatasi kemacetan di sejumlah ruas jalan dilakukan manajemen rekayasa lalu lintas. Termasuk melebarkan simpang-simpang lengan jalan.
“Paling tidak mengalirkan arus bisa lebih lancar, Itulah yang bisa kita lakukan. Kalau kita lihat titik kepadatannya sudah mau titik merah pada jam-jam tertentu,” ujarnya
Disamping itu lanjutnya, kendala lainnya jalan di Kota Balikpapan 85 persen berbukit. Hanya 15 persen datar. “Ini jadi satu kendala, tantangan,” ujarnya.
Sarana Angkutan Umum Massal (SAUM) juga menjadi salah satu strategi yang kini terus diupayakan untuk mencegah kemacetan yang belakangan semakin parah.
“Kita ada koridor di Batu Ampar sampai di Karingau. Nah ini juga sedang mengkaji koridor lain, tapi kita juga harus mempertimbangkan bagaimana dengan angkutan-angkutan (angkot) yang ada, trayek yang ada. Ini yang harus di sosliasaikan,” ujarnya
Dia juga berharap, ada kolaborasi semua pihak untuk mengatasi kemacetan. Karena Ini tidak bisa diselesaikan hanya Dinas Perhubungan tapi juga kolaborasi,” ujarnya
BACA JUGA