Ditopang Pelatihan dan Pendampingan, Warga Binaan Lapas Balikpapan Bisa Hasilkan PNBP
BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com — Sejak 2020, Kementerian Hukum Ham telah memberikan target Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) kepada semua Lapas di Indonesia termasuk lapas Balikpapan.
Kebijakan ini dikeluarkan menyusul dianggarkan dana kegiatan dan pemberdayaan warga binaan di setiap lapas. Program ini baru dimulai jelang semester II tahun 2020 ini. Pandemik covid yang juga terjadi pada Maret 2020 memberikan pengaruh yang besar bagi program pemberdayaan warga binaan di Lapas Balikpapan. pelatihan dan pemberdayaan yang seharusnya dilakukan bulan 2 atau bulan 3 tapi baru bisa dilakukan di Juli 2020.
Selama menjalani masa hukuman, warga binaan tidak hanya mendapatkan pembinaan mental dan rohani namun juga pembekalan keterampilan dan pelatihan. Bekal ini diharapkan setelah Kembali ke keluarga dan lingkungan dapat menjadi warga Indonesia yang berguna dan bermanfaat bagi lingkungannya, minimal bisa menghidupi keluarganya.
Untuk menghasilkan PNBP, Lapas selain mengalokasikan anggaran pelatihan dan keterampilan bisa juga menggandeng perusahaan, atau lembaga bekerjasama dengan Lapas menggelar program Keterampilan bagi warga Binaan.
“Ada pelatihan yang dibiayai dari Dipa anggaran lapas dan dari pihak ketiga MOU dengan perusahaan seperti Pertamina, PT atau CV Bintang Fajar,” tutur Kepala Seksi Kegiatan Kerja Lapas Balikpapan, Krestiarto saat mendampingi media melihat langsung dapur roti dan tata boga yang ruangnya layaknya hotel bintang, Sabtu (24/10/2020).
Sejumlah pelatihan dan keterampilan yang sudah dienyam warga binaan yakni, pencucian kendaraan, otomotif, laundry, pertanian (urban farming), mencukur, pertukangan membuat lemari kecil, pembuatan roti dan bungkusnya (packaging) serta tata boga.
“Sumber pemasukan utama kami untuk PNBP itu dari roti dan loundri ini. Bahkan pak Richad Pono (kordinator koki) itu bisa kirimkan uang untuk keluarganya,” ungkapnya.
Krestiarto Kasi Kegiatan Kerja Lapas Balikpapan
Mulai Tahun ini Lapas di seluruh Indonesia mendapatkan targetkan untuk menghasilkan pendapat negara bukan pajak (PNBP). Hal ini buntut dialokasikan anggaran negara untuk pengembangan kemampuan warga binaan. Mereka yang mengikuti pelatihan adalah warga binaan yang memiliki minat atau potensi dalam pengembangan diri.
Lanjutnya sejauh ini, sejumlah pelatihan yang sudah menghasil PNBP yakni pembuatan roti, tata boga, pembuatan lemari (pertukangan), cukur.
“Target kita 2020 ini Rp40 juta. Sampai bulan 10 ini kurang Rp16 juta. Kita pandemic tidak diberikan revisi target pokoknya kita harus kreatif apa yang bisa menghasilkan baik pemasukan untuk warga binaan dan PNBP. Optmis sisa dua bulan bisa capai target PNBP,” katanya.
Untuk pembuatan roti diakui Krestiarto sudah menghasilkan dalam 3 bulan terakhir. Produk ini sudah dipasarkan di café Warjo Ruko Bandar termasuk pemesanan tertentu dari Pertamina jika ada kegiatan. Semetara untuk packaging roti, sejumlah warga binaan juga sudah mendapatkan pelatihan dari Pertamina dengan pembuatan branding/merk. Hanya saja karena covid kegiatan pembuatan pembungkusan dari plastic dialihkan dalam bentuk bahan untuk kotakan roti.
“Kalau roti itu pasar ya warga binaan mayoritas karena jumlahnya 1300 warga bnaan, kemudian dikirim ke Warjo di ruko Bandar, Pertamina kalau ada acara juga pesan roti kemarin,” tuturnya.
Sebelum ada covid, Krestiarto menceritakan primadona pemasukan PNBP dari pencucian kendaraan bermotor dan mobil yang cukup ramai. Namun karena covid kegiatan pencucian dihentikan sementara. “Kita akan buka ya nunggu intruksi saja sekalian sama bengkel ganti oli dari Pertamina itu,”ungkapnya.
Untuk pembuatan roti, petugas pembuat harus mengenakan baju khusus, penutup rambut, mengenakan masker dan sarung tangan. Ruangan pembuatan roti dan peralatan sangat memadai layaknya hotel bintang di Balikpapan. keberadaan peralatan dan ruangan betul-betulprofesional mulai dari meja dari streanles, peralatan dapur, mixer dan pembuatan roti sudah modern. Peralatan ini diperoleh bantuan pihak ketiga.
Richard Pono koki serba bisa Lapas Balikpapan
Kordinator koki Lapas Balikpapan, Richard Pono Warga binaan Lapas Balikpapan dalam sehari bisa menghasilkan 500 roti dengan sejumlah variasi. Richad juga bisa membuat masakan termasuk roti dari pelatihan dan otodidak. Dari pelatihan itu, dimantapkan kembali dengan pendampingan sehingga warga binaan yang terlibat bisa mempraktekan.
Richard selain bisa membuat roti juga mampu membuat nasi goreng Hainam, Rica-Rica Manado, ayam kecap, mie ayam.
“Atas bimbingan kerja dan pendampingan kita. Lepasdari sini ada keinginan buat usaha kuliner. Ya mudah-mudahan bisa,” ucapnya yang sudah 7 bulan menjalani hukuman dari 2,5 tahun kasus penganian. Richad dulu supir angkot.
Sejauh ini rasa masakan banyak diapreasi warga binaan termasuk, karyawan dan pihak luar. “Alhamdulilah rasa enak. Kami buat tiap hari. Kalau nasi hainam itu Rp20 ribu perporsi, roti itu variasi ada 3, ada 5 ribu, 10 ribu. Produksi selama ini habis sisa paling 1-5 persen saja. Bisa 500 roti bermacam-macam roti perhari,” jelasnya.
Dalam pembuat roti ini, terdapat instruktur roti yang sudah 5 bulan mengabdikan diri di Lapas Balikpapan. selama ini tidak ada yang ditemukan hanya saja saat pertama kali kerja suasana terkesan seram karena penghuni lapas bertato dan seram. Namun setelah mengenal, ternyata penghuni lapas ramah dan baik.
“Kalau sudah kenal mereka baik-baik. Awalnya saja takut melihat mereka bertato, canggung kita tapi sekarang setiap hari ketemu jadi akrab,” ujar instruktur roti, Akbar Alfarizi (24).
Diakuinya, minat warga binaan untuk belajar sangat besar karena dapat dijadikan usaha sendiri selepas dari lapas. “Besar minat mereka belajar , nggak sudah diajari. Ada lima yang disini. Kalau gaji dari sini. Dulu sayakerja di bakery saya keluar cari suasana baru,” ujarnya.
Fendy (kanan) saat bersama anggota saat setrika baju warga binaan Lapas Balikpapan
Selain itu pemasukan PNBP Lapas Balikpapan juga dari usaha laundri, juga cukup lumayan perbulan menyumbang sekitar Rp1,2-1,5 juta. Kegiatan Laundri ini baru dimulai dua bulan lalu di dalam Lapas Balikpapan.
“Kalau Laundri itu ramainya Kamis dari warga binaan. Kita biaya Per kg 8 ribu. Pesannya gak tentu juga sih kadang mencuci seminggu sekali atau tiga hari sekali. Dulu kita awal tahun di luar sekarang di pindah dalam karena covid,” kata Fendi (23) kordinator loundri yang juga warga binaan kasus pembunuhan dengan vonis 12 tahun dan baru menjalani 5 tahun penjara.
Selain itu mendapatkan pelatihan tersebut, warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Balikpapan mendapat pelatihan mendaur ulang kertas bekas menjadi produk kerajinan tangan. Pelatihan pembuatan tempat tisu dari daur ulang pada Mei lalu bagian dari komtmen komitmen mengurangi limbah padat non B3 khususnya kertas bekas yang dihasilkan di lingkungan kerja Pertamina. Kertas bekas tersebut bisa menjadi produk kerajinan. Saat ini Lapas Balikpapan sedang melakukan penataan kawasan bimbangan kerja.

Sejumlah warga binaan menunjukan tempat tisu dari daur ulang kertas
BACA JUGA