DKK Balikpapan Usulkan Kader Posyandu Dapat Insentif, Ujung Tombak Kesehatan
BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com – Pemerintah Kota Balikpapan perlu meningkatkan peranan kader Posyandu dalam meningkatkan kesehatan masyarakat terutama untuk peningkatan gizi dan memerangi kasus penyakit stunting dan gizi buruk yang masih terjadi di Kota Balikpapan.
“Selama ini peranan kader Posyandu sudah bagus,” ujar Kepala DKK Balikpapan Alwiati kepada Inibalikpapan.com, Kamis (3/10/2024).
Untuk itu, pihaknya berharap ada pengnggaran buat para kader posyandu di Balikpapan melalui Komisi IV DPRD Balikpapan. Minimal buat insentif mereka yang sudah berjuang di lapangan.
“Kami usulkan anggaran sekitar Rp 10 miliar, yang mana jumlah RT di Balikpapan ini ada 1.788. Dengan masing-masing RT punya 5 kader posyandunya,” tuturnya.
Menurut Alwiati, selama ini kasus stunting dan warga kekurangan gizi banyak yang ditangani oleh para kader Posyandu sebelum akhirnya dibawa ke rumah sakit.
“Yang mana Mereka sudah menjadi ujung tombak pemerintah dalam menjaga kesehatan masyarakat,” akunya.
Alwiati mengusulkan supaya setiap RT ada beberapa kader Posyandu yang ditugaskan khusus untuk menjaga kesehatan masyarakat seperti melakukan penimbangan balita. Peramutan manula, menjaga kesehatan masyarakat serta menangani warga yang kekurangan gizi.
“Saya mengusulkan kepada Pemkot Balikpapan untuk memberikan insentif khusus kepada kader Posyandu,” akunya.
Menurut mantan Kepala DP3AKB Balikpapan ini bahwa keberadaan kader Posyandu ini sama pentingnya dengan keberadaan pengurus RT karena mereka mengurusi langsung kesehatan warga di tingkat bawah.
“Jika nanti para kader Posyandu ini aktif, maka diharapkan kesehatan warga masyarakat bisa terjaga,” imbuhnya.
Selain itu, juga mengusulkan kepada Pemkot Balikpapan supaya restauran maupun warung yang menyediakan makanan cepat saji untuk menyediakan sayuran yang cukup untuk setiap porsi makanannya.
“Contohlah pada warung ikan bakar yang menyediakan sayur komplit untuk setiap porsinya”, Imbuhnya.
Dirinya yakin kalau makanan cepat saji juga menyediakan sayuran maka budaya mengkonsumsi makanan sehat di Balikpapan bisa meningkat sehingga kebutuhan gizi tubuh masyarakat bisa terpenuhi.
“Harapannya kalau gizi terpenuhi maka kualitas masyarakat pun bisa ditingkatkan dan berkualitas,” ujarnya.
Penanganan Stunting Di Balikpapan
Sebelumnya, Iim Rahman- Anggota DPRD kota Balikpapan Fraksi PKS berpandangan penyebab stunting bukan semata faktor kurang gizi pada ibu hamil. Iim berujar, kasus stunting bisa didapati pada anak yang berasal dari keluarga mampu atau berada.
“Jadi saya bilang bukan karena gizi makanan. Banyak kok dia orang mampu, tapi anaknya mengalami stunting,” ujarnya
Kata Iim menjelaskan, ada satu faktor yang tidak terlihat yaitu kesehatan mental ibu hamil. Menurutnya meskipun sang calon ibu mengkonsumsi makanan sehat. Namun hati sedang tidak bahagia dan sedang terganggu kejiwaannya, maka efeknya anak bisa terlahir stunting.
Kata Iim, faktor utama cegah stunting adalah tentang bagaimana membahagiakan Ibu hamil. Caranya adalah sang suami atau calon ayah memperlakukan istri yang sedang hamil dengan baik.
Menurut Iim perlu ada parenting khusus bagi calon ayah untuk membahas kiat mencegah stunting. Dalam Al-Quran, kata Lim, percakapan yang paling banyak dilakukan adalah percakapan antara anak dan ayah, bukan dengan ibu.
“Jadi ini yang ingin kita tularkan bersama, bagaimana lelaki perlakukan kita wanita yang sedang hamil. Ini yang ingin kita tularkan bersama dan akan menjadi program kami kedepan,” ujar Iim yang akan duduk di Komisi IV DPRD Balikpapan.
“Kalau lelaki baik, perempuan hamil bahagia, akan lahir generasi yang baik. Itu yang ingin kita masyarakatkan bersama,” ujarnya menambahkan
BACA JUGA