Dokter Umum dan Dokter Gigi di Puskesmas Diprioritaskan Jalani Rapid Test
BALIKPAPAN, Inibalikpapan – Pemerintah Kota Balikpapan memprioritaskan tenaga medis di puskesmas khususnya dokter umum maupun dokter gigi untuk menjalani rapid test. Demikian disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapab Abdi Sri Juliarty.
Dia mengatakan, dari 500 rapid test bantuan dari Kementerian Kesehatan telah digunakan untuk tenaga kesehatan di rumah sakit, khususnya yang merawat maupun melayani pasien positing virus corona maupun pasien dalam pengawasan (PDP)
“Kemudian kemarin (Minggu) kita juga sudah mulai melakukan pemeriksaan kepada tenaga medis di puskesmas. Jadi bukan hanya tenaga kesehatan di rumah sakit, tenaga medis di puskesmas juga,” ujarnya
“Tenaga kesehatan di puskesmas sebagai garda terdepan karena merekalah yang menerima pasien pertama, pasien ODP (orang dalam pemantauan) kemudian merujuknya ke rumah sakit.
Namun kata dia, belum semua tenaga medis di puskesmas yang menjalani rapid test dan akan dilakukan bertahap untuk dokter gigi juga karena dianggap rentan tertular virus yang telah merenggut puluhan ribu korban jiwa diseluruh dunia itu.
“Di puskesmas pun belum selesai semua, kita lakukan bertahap. Kemarin yang utama adalah dokter umum, kemudian dengan adanya pengadaan dari pemerintah, maka kelompok yang beresiko berikutnya adalah dokter gigi,” ujarnya.
Wali Balikpapan Rizal Effendi mengungkapkan, selain petugas kesehatan di puskesmas, juga petugas kesehatan di lapangan seperti yang bertugas di bandara maupun pelabuhan. Termasuk juga jurnalis yang ingin menjalani rapid test.
“Jadi yang 800 (pengadaan rapid test) ini ada dokter gigi mungkin yang sebagian puskesmas belum selesai, kita lanjutkan. Kemudian petugas-petugas kita di lapangan di bandara , di pelabuhan, termasuk wartawan yang mau rapid test,” ujarnya.
Sementara terkait rapid test massal, Rizal belum bisa memastikan karena keterbatasan alat. Karena bantuan dari Kementerian Kesehatan maupun pengadaan yang dilakukanPemerintah Kota hanya untuk yang rentan
“Jadi kan belum kita bisa pastikan karena yang dari Kementerian Kesehatan, kemartin kita cuma terima 600 APD yang ini kita adakan sendiri 800. Kita tidak bisa menjadwalkan yang pasti kapan rapid tes masal kalau bahannya belum ada, kalau bahannya ada tentu kita akan lakukan,” ujarnya.
BACA JUGA