Dominasi Siswa yang Ikut Belajar Tatap Muka Wilayah Timur dan Utara Karena Masalah Jaringan Internet

BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Mulai hari ini 24-31 Mei 2021 Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan mulai menggelar pembelajaran sekolah tatap muka untuk SD dan SMP.

Untuk SD khusus siswa kelas 6 SD ujian sekolah dan SMP khusus siswa kelas 7 dan 8 penilaian akhir tahun. Namun banyak juga yang masih tetap mengikuti daring, sesuai pilihan orangtua.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Balikpapan Muhaimin mengatakan, dominasi untuk siswa yang mengikuti pembelajaran sekolah tatap muka ada di wilayah Balikpapan Timur dan Utara. 

“Dominasi siswa ikut sekolah tatap muka di wilayah Balikpapan Timur dan Balikpapan Utara,” ujar Mihaimim dalam konfrensi pers pada Senin (24/05/2021).

Muhaimin mengungkapkan, kemungkinan masalah jaringan internet yang menyebabkan orangtua mengijinkan anaknya mengikuti sekolah tatap muka ketimbang melalui daring.

“Mungkin masalah keterjangkauan, masalah jaringan. Dari pada lelet mereka lebih memilih tatap muka,” tandasnya. 

Kata dia, sebelumnya telah memberikan kusioner kepada orangtua siswa untuk memilih sekolah daring atau sekolah tatap muka.

“Itu semua hasil kusioner yang diberikan oleh orangtua. Pilihan berdasarkan keinginan orangtua,” ucapnya. 

Untuk SMP kelas 7 dan 8 yang mengikuti sebanyak 28.184 siswa atau dari 75 SMP swasta dan negeri terdiri 23 SMP negeri dan 42 SMP swasta. “Ada 36 SMP melaksanakan penilaian akhir tahun full daring dengan jumlah 17.301 siswa atau 86 persen,” ujarnya.

“Sedangkan untuk siswa yang mengikuti pembelajaran sekolah tatap muka itu terdiri dari 2.883 siswa yaitu sebesar 14 persen,” ujarnya.

Sementara untuk SD justru berbeda, ada sekolah yang menggelar belajar daring, ada yang tatap muka. Ada juga yang belajar daring dan juga tatap muka. Seluruhnya ada sebanyak 11.435 siswa terdiri dari 184 SD negeri dan swasta. 

“Perinciannya yang mengikuti daring murni ada 57 sekolah atau 30,98 persen sedangkan yang mengikuti tatap muka 34.78 atau 64 sekolah. Sedangkan sisanya 63 sekolah secara campuran atau 34,24 persen,” ujarnya

“Yang campuran ini berarti dia, ada yang di kelas dia datang, ada juga yang gurunya melayani secara daring.”tukasnya.

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.