Doortje : Pertumbuhan Ekonomi Balikpapan Didukung Industri Pengelolaan

Doortje Marpaung

BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com – Pelan namun pasti, pasca pandemi Covid-19, pertumbuhan ekonomi di Kota Balikpapan dilaporkan tumbuh hingga 4,56 persen pada tahun 2022 ini.

Realisasi capaian target pertumbuhan ekonomi tersebut telah melebihi target pertumbuhan ekonomi nasional dan posisinya lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan ekonomi di sejumlah kabupaten-kota yang ada di Kalimantan Timur.

“Pertumbuhan ekonomi kita di atas rata-rata daerah di Kaltim dan nasional. Meskipun pada tahun sebelumnya kita mengalami perlambatan di angka minus 0,69 persen akibat kondisi pandemi Covid-19,” kata Staf Ahli Bidang Ekonomi Setda Kota Balikpapan Dortje Marpaung ketika diwawancarai wartawan, Rabu (12/10/2022).

Kata Doortje, kondisi ini didorong oleh keberadaan industri pengolahan. Dan sektor jasa sebagai supporting dari industri migas dan batubara yang ada di sekitar Balikpapan.

“Kota Balikpapan saat ini di top up oleh industri pengolahan, ini yang menjadi stressing kita agar kita tidak tergantung, dan sektor jasa sebagai supporting dari industri migas dan batubara yang ada di sekitar Balikpapan. Dimana PDRB kita didominasi oleh sektor pengolahan,” ujarnya.

Ia menerangkan bahwa pemasukan Kota Balikpapan masih didominasi oleh sektor pengolahan yang mencapai 47,2 persen, diikuti oleh sektor produksi sebesar 16,5 persen, transportasi sebesar 9,8 persen dan perdagangan 9,2 persen.

“Ke depan diperlukan transfer ekonomi untuk beralih dari ketergantungan pada batubara dan minyak bumi. Karena diperkirakan di tahun 2040-an potensi ini akan menurun di bumi Kalimantan,”  akunya.

Terlebih dengan ada lonjakan potensi jumlah penduduk, dengan adanya pemindahan ibukota negara ke wilayah Kalimantan Timur.

“Ada beberapa sektor yang akan didorong, di antaranya adalah sektor MICE, tourism, UMKM dan industri kreatif. Dan potensi ekonomi kreatif di Kota Balikpapan cukup tinggi karena termasuk dari 10 kota yang utama ekonomi kreatif,” terangnya.

Untuk diketahui Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Konferensi Pers tentang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia kuartal II tahun 2022 mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia relatif lebih baik dibanding negara lain. Dua engine pertumbuhan ekonomi dunia yaitu China dan Amerika Serikat sedang dalam situasi stasioner dan Pemerintah berharap hal tersebut dalam jangka panjang tidak berdampak pada ekonomi di ASEAN.

Pengeluaran konsumsi dan ekspor menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi pada triwulan ini. Kebijakan Pemerintah yang mengijinkan masyarakat untuk melaksanakan mudik pada Hari Raya Idulfitri di bulan Mei lalu telah mendorong konsumsi masyarakat dengan sangat kuat dan menghasilkan perputaran ekonomi di seluruh wilayah Indonesia. Sumbangan pertumbuhan yang siginifikan juga berasal dari kinerja impresif ekspor Indonesia. Selain karena faktor peningkatan harga komoditas, menguatnya kapasitas output di berbagai sektor juga turut mendorong peningkatan ekspor Indonesia.

“Konsumsi Rumah Tangga pertumbuhannya 5,51% artinya engine pertumbuhan dari segi Rumah Tangga yang selama Covid-19 berdampak, ini sudah kembali pada kondisi asal,” ujar Menko Airlangga.

Secara spasial, pertumbuhan ekonomi di seluruh wilayah masih tumbuh positif. Ketimpangan ekonomi antar wilayah juga semakin berkurang. Ekonomi luar Jawa, terutama Maluku dan Papua tumbuh tinggi 13,01 persen. Bahkan Bali Nusra mulai tumbuh dan mencapai 3,94 persen.

“Ekonomi di Jawa pulih dan yang menarik tentu Bali Nusra yang biasanya pertumbuhannya rendah, ini sudah naik di 3,4 persen. Jadi pembukaan di sektor pariwisata, kebijakan dari penanganan Covid-19 yang sudah membuka terhadap turis ini sangat membantu di Bali dan Nusa Tenggara,” jelas Menko Airlangga.

Pertumbuhan ekonomi dari sisi demand tercermin juga dari pertumbuhan dari sisi sektoral. Industri Pengolahan sebagai driver terbesar pertumbuhan masih tumbuh positif sebesar 4,01 persen (yoy). Selain itu, sektor Transportasi dan Pergudangan serta Akomodasi & Makan Minum tumbuh tinggi masing-masing 21,27 persen dan 9,76 persen didorong oleh pelonggaran syarat perjalanan dan momen hari raya Idulfitri. Secara spasial, pertumbuhan ekonomi di seluruh wilayah masih tumbuh positif dan ketimpangan ekonomi antar wilayah semakin berkurang.

Pertumbuhan diperkirakan masih akan berlanjut tercermin dari kinerja positif berbagai leading indicator ekonomi. Indeks kepercayaan konsumen di angka baik yaitu 128,2 dan penjualan ritel terus tumbuh yaitu 15,42. Sementara itu, prospek permintaan yang terus meningkat menjadi insentif bagi industri untuk meningkatkan produksi, tercermin dari Purchasing Manager Index (PMI) yang terus tercatat mengalami ekspansi di level yang semakin kuat.

Di tengah ketidakpastian global, indikator sektor eksternal Indonesia relatif baik dan terkendali, tercermin dari transaksi berjalan yang masih surplus, neraca perdagangan yang surplus selama 26 bulan berturut-turut, cadangan devisa tetap tinggi per Juli 2022 untuk membiayai 6,2 bulan impor, dan rasio utang masih berada pada level yang aman.

“Ekspor yang selalu menjadi andalan kita pada masa pandemi Covid-19. Ekspor ini terus tumbuh,” kata Menko Airlangga.

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.