Dorong Percepatan Transisi Energi, PLN-Kemenko Marves Perkuat Kolaborasi Global
JAKARTA, inibalikpapan.com -PT PLN (Persero) memperkuat kolaborasi global untuk mempercepat transisi energi. Dengan membangun pembangkit energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia. Kolaborasi ini mereka tegaskan dalam acara Green Energy Buyers Dialogue hasil inisiasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi di Jakarta, Jumat (12/07).
Green Energy Buyers Dialogue mempertemukan berbagai pemangku kepentingan dalam Just Energy Transition Partnership (JETP). Termasuk perwakilan Pemerintah Indonesia, International Partners Group (IPG), Glasgow Financial Alliance for Net Zero (GFANZ). Selain itu, ada perbankan internasional dan domestik, serta pelaku usaha.
Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Rachmat Kaimuddin, menyatakan bahwa transisi energi diperlukan untuk memitigasi perubahan iklim global.
“Urgensi ini mengharuskan kita beralih dari bahan bakar fosil ke energi non-fosil yang nol karbon tanpa mengorbankan pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.
Assistant Secretary of the Treasury for International Markets, U.S. Department of the Treasury, Alexia Latortue, menjelaskan bahwa transisi energi tidak hanya berdampak positif pada lingkungan. Tetapi juga pada ekonomi masyarakat dengan menarik investasi dan menciptakan lapangan kerja baru.
“Perusahaan mencari sumber energi ramah lingkungan, dan negara yang siap menawarkan akan memiliki keunggulan kompetitif,” jelasnya.
PLN, sebagai perwakilan Pemerintah Indonesia, memaparkan rencana pengembangan ekosistem energi hijau dan mendapatkan tanggapan dari pemangku kepentingan untuk mendukung transisi energi Indonesia.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menegaskan bahwa PLN mendukung penuh langkah Pemerintah dalam mempercepat transisi energi. “PLN telah mengembangkan pembangkit EBT hingga mencapai 8.786 megawatt (MW) pada tahun 2023,” katanya. PLN juga akan terus meningkatkan bauran energi bersih melalui RUPTL dan RUKN. Dengan target 75 persen energi EBT dan 25 persen energi gas pada tahun 2040.
Darmawan mengungkapkan bahwa untuk mencapai target ini, PLN telah meluncurkan skenario Accelerated Renewable Energy Development (ARED). Serta membangun Green-Enabling Transmission Line untuk mengakomodasi persebaran sumber EBT di Indonesia. “Kolaborasi global sangat diperlukan karena perubahan iklim adalah masalah yang harus dihadapi bersama-sama,” pungkasnya.
BACA JUGA