DP3AKB Balikpapan Maksimalkan Program KIE, Upaya Penurunan Stunting
BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com – Pemkot melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Balikpapan terus mendukung peningkatan kesehatan masyarakat melalui program Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE).
Kepala DP3AKB Kota Balikpapan, Heria Prisni, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari sosialisasi program bangga kencana yang menekankan pentingnya kesehatan keluarga sebagai langkah mencegah stunting.
“Materi yang disampaikan terkait pentingnya 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) bagi tumbuh kembang anak,” ujar Heria pada Jumat (8/11/2024).
Materi ini, tambahnya, merupakan upaya dalam mendukung keluarga untuk memperhatikan kesehatan sejak masa kehamilan hingga anak berusia dua tahun.
Selain edukasi, kegiatan KIE ini mencakup berbagai persiapan kesehatan bagi pasangan usia subur dan ibu hamil. Mulai dari pemeriksaan kesehatan rutin, pemenuhan asupan gizi seimbang, hingga pemberian suplemen seperti tablet tambah darah dan asam folat, merupakan bagian penting dari program ini.
“Kader juga diberikan panduan tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif selama enam bulan serta MP-ASI yang bergizi seimbang sebagai lanjutan,” akunya.
Heria menjelaskan, pentingnya peran Posyandu dalam memantau tumbuh kembang anak. “Rutin memantau perkembangan anak di Posyandu menjadi hal yang sangat penting dalam menjaga kesehatan ibu dan anak,” ujarnya.
DP3AKB Balikpapan berharap program KIE ini dapat memberikan dampak signifikan terhadap kesehatan ibu dan anak di Balikpapan.
Dengan penyelenggaraan rutin, program ini diharapkan mampu meningkatkan kesadaran keluarga untuk menjaga kesehatan anak, menurunkan angka stunting, dan meningkatkan partisipasi keluarga dalam program KB.
“Selain itu, diharapkan masyarakat dapat lebih aktif mengunjungi Posyandu untuk memantau kesehatan secara berkala,” akunya.
Angka Stunting
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan, Alwiati, mengatakan, bahwa data dari Dinas Kesehatan Balikpapan, angka stunting di Balikpapan meningkat dari 19,6 persen menjadi 21,6 persen. Artinya meningkat 2 persen.
“Untuk saat ini DKK Balikpapan berupaya untuk menekan angka kasus stunting di Balikpapan, dengan membuat program pendampingan, dan pemberian makanan tambahan kepada keluarga yang terdampak stunting,” kata Alwiati saat dikonfirmasi medua, Sabtu (24/8/2024
Tak hanya itu, lanjut Alwiati, bahwa yang paling utama adalah bagaimana meningkatkan status gizi untuk ibu yang sedang hamil dan menyusui. Sehingga nantinya bayinya akan mendapatkan ASI yang baik dan tidak terkena stunting.
“Memang rata-rata di Balikpapan seorang ibu kebanyakan seorang pekerja, sehingga tidak dapat memberikan ASI yang eksklusif kepada anaknya,” tuturnya.
Selain itu, pola asu juga menjadi salah satu penyebab kasus stunting di Balikpapan meningkat. Dimana pola asu yang kurang baik. Salah satunya dengan memberikan tambahan makanan terlalu dini, di mana anak tersebut masih harus mendapatkan ASI dari ibunya.
Bahkan, ibu hamil di Balikpapan tidak mau meminum tablet penambah dara. Sehingga saat melahirkan anaknya kekurangan gizi.
“Jadi untuk posyandu di Balikpapan untuk saat ini banyak yang tidak aktif. Kami berharap agar posyandu yang ada di Balikpapan dapat diaktifkan kembali,” tuturnya.
Pengecekan Ke Posyandu
Selain itu, menurut Alwiati, hal ini dikarenakan kurangnya kesadaran masyarakat untuk datang dan melakukan pengecekan ke posyandu.
“Kami minta masyarakat untuk mau datang ke posyandu dan membawa anak-anak-nya. Untuk mendapatkan penyuluhan dari pihak posyandu, agar stunting di Balikpapan dapat kita atasi,” ujarnya.
Dari data DKK Balikpapan kunjungan masyarkat ke posyandu sangat rendah, sehingga pihkanya meminta. Agar masyarkat lebih giat lagi datang ke posyandu.
Kemudian, untuk para calon pengantin yang harus dipersiapkan sebelum menjadi seorang ibu untuk menjaga dan memperhatikan gizinya.
“Anak sekarang mau langsing sebelum menikah. Remaja putri tidak mau meminum tablet tambah darah sehingga pingsan setiap haid, dan lainnya,” pungkasnya.
BACA JUGA