Dualitas yang Berbeda dari “Sekeranjang Tomat”

Sahabatku apa kabar?
Semoga sehat berkualitas dan bahagia selalu bersama keluarga tercinta dan orang dekat di sekeliling mu.

Semua orang tahu tomat, umumnya menjadi salah satu bahan sambel hidangan makanan.

Makan nasi di tambah dengan sambel tomat yang enak menjadi sedap dan nikmat dimakan dan luar biasa..

Alkisah…
SD kelas 3 saya pernah jualan hasil kebun di pasar berupa buah tomat yang di tempatkan dalam keranjang, pasar pagi di kampung.

Ada pembeli seorang ibu memilih tomat saya dalam keranjang terbuat dari ayaman bambu.
Ibu tersebut menyisihkan tomat-tomat yang sudah tua, masak dan segar, diantara yang kecil kecil dan yang besar- besar yang di lanjutkan dengan tawar menawar. Nama nya anak kecil berapa di bilang sama orangtua begitu pula harganya saya kasi tahu.

Tentunya ibu pembeli itu selalu memilih yang terbaik dari tomat-tomat tersebut yang akan menjadi miliknya, yang akan dimakan dan menjadi bagian dari unsur pembentuk tubuhnya.

Sahabatku….
Manusia sebagai mahluk sosial sekaligus sebagai mahluk individu, serupa nampaknya seperti ibu pembeli tadi. Tentunya tidak mau menderita sakit akibat kuman atau sesuatu yang ada di dalam tomat tersebut yang terkontaminasi. Inilah sifat manusia yang selalu memilih yang terbaik.

Sudahkah dengan pikiran kita ?
Dalam keseharian bila saja kita cermat mengamati diri, kadang kala kita lebih banyak menyerap hal hal negatif, untuk bahan-bahan yang membentuk pikiran, kemarahan, kebencian, fitnah, iri hati dan sejenisnya tanpa sadar ini merupakan virus yang akan membentuk sel-sel tubuh kita.

Dengan menyerap hal-hal negatif dalam kehidupan maka kedamaian, kebahagian, ketenangan dan sejenisnya akan lebih sulit tercapai.

Kita sebagai makluk individu paling sulit untuk konsisten, namun kita harus selalu berusaha untuknya.

Untuk makanan kita selalu memilih yang terbaik, bagaimana “makanan” bagi pikiran kita agar senantiasa memilih juga hal hal yg positif. Sisihkanlah kegemaran memilih hal-hal yang kurang produktif.

Seperti halnya keadaan pasar ramai dan padat oleh pilihan-pilihan hidup, sekaligus hal-hal yang negatifpun ada di dalamnya, ada sampah, copet, tikus, kecoa, bau busuk, amis adapula senyum manis, sinis dan adapula kepentingan individu atau kelompok, kemarahan dan perkelahian, itulah warna warni kehidupan.

Saudaraku pernah kah masuk kepasar ? Begitulah.

Banyak peristiwa dalam kehidupan ini seperti tomat dalam keranjang.
Terdapat sekeranjang sifat yang bercampur antara positif dan negatif.
Pilihlah sifat-sifat positif untuk di jadikan bagian sifat baik kita, tentunya akan memberikan kebaikan diri dan orang banyak.

Seperti memilih tomat baik dalam keranjang, memilih kebaikan dalam hati pikiran kita perlu latihan dan pembelajaran.

Maaf, kebanyakan melihat dan menilai dari sisi casing/cover dan negatif orang lain saja, padahal kita pun tidak luput dari hal tersebut.

Mengetahui sifat negatif orang lain ada baiknya juga, supaya kita dapat menghindarinya namun tidak perlu di contoh.

Bagi sahabatku yang sadar, kesalahan, keburukan atau kekeliruan seseorang dapat di jadikan guru yang layak dan di hindari. (terinspirasi oleh bacaan W. Mustika)

Sahabatku
Mari kita saling mengingatkan antara kita, belajar tidak akan pernah selesai sampai kita menutup mata di dunia semestai ini.

Apapun yang kita pikirkan, katakan dan perbuat pasti ada hasilnya.
Dualitas itu akan selalu ada baik dan buruk, siang malam, sukses dan gagal , kiri dan kanan dan sejenisnya selalu ber iringan.

Sikapi dengan selalu bersyukur kepada Tuhan betapa mulyanya perbuatan itu.

Tanpa rasa meng-guru-in, sekecil apapun indah nya berbagi sahabatku.

Kata orang cerdas, seperti samudra yang berapun banyaknya air menguap ke langit menjadi hujan, sebanyak itu pula akan kembali kepadanya.

Salam sukses, Dewa Putu Sudarma Share Service Head Departement AP I SAMS Balikpapan (10/3/2018)

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.