Top Header Ad

Duduk Terlalu Lama Akibatkan Penuaan Dini, Meski Sudah Olahraga Rutin

Duduk Terlalu Lama
Duduk terlalu lama sebabkan penyakit kronis (Pixabay)

Inibalikpapan.com –  Di era teknologi ini, seluruh generasi kini ‘terpaksa’ duduk terlalu lama dalam melakukan aktivitasnya.

Tren mengkhawatirkan jadi bahan peneliti di University of Colorado Boulder dan University of California Riverside.

Pekerja masa kini  menghabiskan lebih dari 2,5 hari dalam seminggu untuk duduk. Gaya hidup stagnan ini berdampak serius pada kesehatan, meningkatkan risiko penyakit jantung dan penuaan dini.

Para ahli menyelidiki dampak kesehatan dari duduk terlalu lama pada orang dewasa muda.

Penelitian tersebut juga melihat ukuran seperti kolesterol dan indeks massa tubuh (BMI) dan melibatkan lebih dari 1.000 peserta, termasuk 730 saudara kembar.

Hasilnya adalah 20 menit olahraga sedang setiap hari ternyata tak cukup untuk melawan efek penuaan dini.

“Penelitian kami menunjukkan bahwa individu perlu kurangi duduk dalam sehari,  melakukan olahraga yang lebih berat, atau kombinasi keduanya untuk mengurangi risiko penuaan dini,” kata penulis senior penelitian Chandra Reynolds, seorang profesor di Institute for Behavioral Genetics.

Ryan Bruellman, seorang kandidat Ph.D. di bidang Genetika, Genomik, dan Bioinformatika di UC Riverside pimpin penelitian ini.

Setelah pandemi COVID-19, Bruellman menyadari peningkatan waktu duduk jadi norma baginya dan teman-temannya.

Hal ini memicu rasa ingin tahunya tentang implikasi kesehatan dari perilaku sedentary.

 “Orang dewasa muda cenderung berpikir bahwa mereka kebal terhadap dampak penuaan. Mereka berpikir, ‘Metabolisme saya bagus, saya tidak perlu khawatir sampai saya berusia 50-an atau 60-an,’” kata Bruellman. “Namun, apa yang Anda lakukan selama masa kritis dalam hidup ini penting.”

Data tersebut berasal dari peserta berusia antara 28 dan 49 tahun, dengan usia rata-rata 33 tahun. Para peserta melaporkan duduk hampir 9 jam setiap hari, rata-rata, dengan beberapa bahkan duduk hingga 16 jam.

Efek kontraaktif dari aktivitas fisik sedang hampir tidak memadai.

Menurut penelitian, mereka yang duduk terlalu lama, 8,5 jam per hari masuk ke kategori risiko sedang hingga tinggi untuk penyakit kardiovaskular dan metabolik.

Tetapi, aktivitas berat, seperti berlari atau bersepeda, selama 30 menit setiap hari, menunjukkan hasil yang menjanjikan.

Mereka yang aktif memiliki kadar kolesterol dan BMI yang mirip dengan individu yang 5 hingga 10 tahun lebih muda.

Namun, aktivitas berat pun tidak dapat sepenuhnya menghilangkan dampak dari duduk terlalu lama.

Para peneliti menemukan bahwa mengganti waktu duduk dengan olahraga tampaknya lebih efektif untuk meningkatkan kadar kolesterol daripada sekadar berolahraga setelah seharian duduk.

Intinya adalah mencoba menyeimbangkan antara mengurangi waktu duduk dan meningkatkan olahraga intensitas berat.

Studi ini diterbitkan dalam jurnal PLOS ONE.

Sumber: Earth.Com

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.