Duga Hamas Sembunyikan Senjata, Militer Israel Serbu Rumah Sakit di Gaza
YERUSALEM, inibalikpapan.com – Pasukan Israel mundur dari kompleks rumah sakit di Gaza utara pada Sabtu, 26 Oktober 2024, sehari setelah penyerbuan setelah menduga Hamas sembunyikan senjata.
Kementerian kesehatan Gaza katakan pasukan telah menahan puluhan staf medis pria dan beberapa pasien.
Kantor berita resmi Palestina WAFA mengatakan sedikitnya 30 orang tewas dalam serangan Israel di beberapa rumah di Beit Lahiya, Gaza utara.
Belum ada komentar langsung dari Israel dan tidak ada konfirmasi resmi dari kementerian kesehatan mengenai jumlah korban tewas.
Pejabat kesehatan katakan pasukan Israel telah menyerbu Rumah Sakit Kamal Adwan pada Jumat, 25 Oktober 2024. RS itu adalah satu dari tiga fasilitas medis yang berjuang untuk beroperasi di daerah tersebut.
Rekaman yang beredar oleh kementerian kesehatan menunjukkan kerusakan pada beberapa bangunan setelah pasukan Israel mundur.
Para petugas medis mengatakan tentara Israel menahan sedikitnya 44 dari 70 anggota tim rumah sakit itu.
Lalu akhirnya tentara Israel membebaskan 14 dari mereka, termasuk direktur rumah sakit.
Seorang juru bicara militer Israel menolak berkomentar mengenai laporan rumah sakit tersebut.
Pasalnya, pada Jumat, militer Israel katakan bahwa mereka geledah RS tersebut karena informasi intelijen mengenai keberadaan Hamas dan persenjataannya.
Petugas medis mengatakan setidaknya dua anak telah meninggal di dalam unit perawatan intensif. Hal ini terjadi setelah tembakan Israel mengenai generator dan stasiun oksigen di fasilitas tersebut pada hari Jumat.
Staf medis telah menolak perintah tentara Israel untuk mengevakuasi rumah sakit atau meninggalkan pasien mereka tanpa pengawasan.
Sebelum serangan tentara, petugas medis mengatakan setidaknya 600 orang telah berada di rumah sakit tersebut, termasuk pasien dan pendamping mereka.
“Keselamatan dan nyawa pasien yang ditinggalkan di dalam Rumah Sakit Kamal Adwan tanpa staf medis dan obat-obatan yang sangat dibutuhkan kini terancam,” kata Marwan Al-Hams dari kementerian kesehatan.
Serangan militer Israel di kota Jabalia, Beit Hanoun, dan Beit Lahiya di Gaza utara sejauh ini telah menewaskan sekitar 800 orang selama serangan tiga minggu, tambah kementerian Gaza.
Israel mengatakan pasukannya kembali ke Gaza utara untuk membasmi pejuang Hamas yang berkumpul kembali di sana.
Militer Israel mengatakan pada hari Jumat bahwa tiga tentaranya tewas dalam pertempuran di utara Jalur Gaza.
ICRC Sebut Gaza Makin Mengerikan
Komite Palang Merah Internasional (ICRC) menggambarkan situasi di Gaza utara sebagai sangat mengerikan.
Mereka katakan harus ada jaminan pengungsi mendapatkan perjalanan aman.
“Perintah evakuasi yang terus berlanjut. Pembatasan yang terus berlanjut terhadap pasokan penting membuat penduduk sipil yang tersisa di Gaza utara berada dalam keadaan yang mengerikan,” kata ICRC dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu.
Pejabat senior Hamas Basem Naim mengatakan serangan Israel di Gaza utara dan penyerbuan Rumah Sakit Kamal Adwan merupakan pelanggaran hukum humaniter internasional. Ia sebut tidak mungkin hal ini bisa terjadi tanpa perlindungan negara-negara Barat.
Israel secara teratur menuduh Hamas mengeksploitasi penduduk sipil dan properti, termasuk rumah sakit dan masjid, untuk tujuan militer. Hamas membantah tuduhan tersebut.
Secara terpisah pada hari Sabtu, pasukan Israel menewaskan seorang anggota Hamas selama penyerbuan di kota Tulkarm, di Tepi Barat yang diduduki Israel, kata pasukan keamanan Israel dalam sebuah pernyataan.
Hamas klaim dia adalah Islam Jamil Awda. Ia tewas dalam bentrokan dengan pasukan Israel yang mengepungnya selama berjam-jam di sebuah rumah di kamp Tulkarm.
BACA JUGA