Kepala BKPSDM Kota Balikpapan Sri Wahyuningsih

Dukung Penurunan Kasus Stunting, DP3 Balikpapan Maksimalkan Program B2SA

BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com – Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan (DP3) Kota Balikpapan melalui program Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman, (B2SA) mendukung penurunan kasus stunting di Balikpapan.

Kepala Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan (DP3) Kota Balikpapan Sri Wahyuningsih mengimbau, untuk memperhatikan pola asuh anak. Hal tersebut bagian penting dalam upaya intervensi stunting.

“Tolong pola asuh anak, diperbaiki di keluarga masing-masing,” ujar Sri Wahyuningsih kepada media, Rabu (9/10/2024).

Yuyun biasa Sri Wahyuningsih disapa menjelaskan, program B2SA atau Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman,  adalah bagian dari penerapan pola asuh anak yang benar.

Khususnya dalam menyediakan menu yang beragam, dengan pemenuhan gizi yang terukur. Program B2SA dapat memudahkan masyarakat dalam melaksanakan pola asuh anak yang baik dan benar.

“Jadi silakan berikan menu makanan kepada anak-anak sesuai dengan B2SA,” ucapnya.

Menurutnya, program B2SA mengakomodasi keberagaman bahan makanan. Sehingga dalam satu piring, tidak hanya terdiri dari nasi dan lauk, tetapi juga dapat ditambahkan dengan buah dan sayuran.

“Jadi jangan hanya ada nasi saja. Memang itu membuat anak-anak kenyang, tapi pertumbuhan anak bisa terhambat,” ulasnya.

Yuyun mengatakan, sosialisasi pola asuh anak terus digaungkan oleh DP3 Balikpapan. Termasuk dalam setiap kegiatan pertemuan dengan kader Posyandu di desa-desa yang menyelenggarakan Rumah Pangan. Yakni program makan bersama yang ditujukan bagi anak-anak dengan kondisi kurang gizi atau gizi kronis.

Rumah Pangan dilaksanakan setiap dua kali dalam sepekan, dengan harapan agar setiap keluarga yang mengikuti kegiatan ini dapat memahami dan menerapkan pola asuh anak, termasuk mencontohkan penerapan B2SA.

“Semoga kegiatan-kegiatan kita dapat terus berlanjut. Kemudian bagi yang sudah mendapat program ini bisa menerapkannya di lingkungan keluarga. Selanjutnya kami akan sisir lagi tempat-tempat lain yang masih membutuhkan bantuan dari program B2SA,” pungkasnya.

Butuh Kerjasama Berbagai Pihak

Terpisah Kepala DKK Balikpapan Alwiati menerangkan, termasuk pencegahan stunting pada anak muda pra nikah atau calon pengantin (catin) dilakukan melalui kerjasama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) serta Kementerian Agama.

Menurutnya, pelibatan Kementerian Agama diperlukan karena ada upaya skrining atau serangkaian pemeriksaan kesehatan jasmani dan rohani. Terkait persiapan catin yang akan menikah dan memulai suatu keluarga baru dalam masyarakat.

Dengan memastikan bahwa kedua catin dalam kondisi yang sehat dan memiliki pengetahuan dasar mengenai asupan makanan yang bergizi, maka lebih besar kemungkinannya akan melahirkan anak-anak yang sehat pula.

Sehingga diharapkan, anak yang lahir dari pernikahan tersebut. Dapat lahir dalam kondisi sehat dan dapat menjadi generasi penerus sesuai yang diharapkan. 

“Jadi sebelum menikah ada sosialisasi atau penyuluhan bagaimana mengarungi rumah tangga,” ungkapnya.

Ia mencontohkan, jika calon orang tua tidak paham mengenai pencegahan stunting, maka bisa saja anaknya lahir dalam kondisi yang kurang gizi. Bahkan mengalami gizi buruk jika pola asuh dan sebagainya terabaikan.

“Jadi mau tidak mau, kita lakukan pencegahan sebelum kejadian,” katanya.

Ia berharap agar seluruh masyarakat semakin banyak yang sadar terkait persoalan stunting atau tengkes. Sehingga bisa mencetak generasi yang akan datang seperti yang diharapkan.

“Kami berharap dengan ini bisa mengurangi angka stunting,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.