Eco Mobility, Kampanye Adaptasi dari Perubahan Iklim
BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com – Kondisi cuaca di kota Balikpapan, Kalimantan Timur tak menentu. Bahkan sering kali terjadi hujan deras disertai petir dan angin kencang. Padahal sebelumnya cuaca sangat terik.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) kota Balikpapan, Suryanto menilai kondisi cuaca yang tak menentu itu adalah fenomena dari perubahan iklim.
“Sekarang ini memang terjadi perubahan iklim. Hujan ekstrem, angin ektrem, cuaca panas juga ekstrem. Tidak ada pilihan bagi kita selain beradaptasi untuk bertahan,” kata Suryanto, Jumat (1/12/2017).
Sehingga Balikpapan harus menjadi kota yang mampu bertahan dari perubahan iklim. Salah satunya dengan menggiatkan penanaman pohon dan mengantisipasi terjadinya tanah longsor.
“Jangan membangun di lokasi terlarang misal di lereng perbukitan. Kondisi pohon juga kita cek untuk mengantisipasi bahaya yang timbul akibat cuaca ekstrem seperti banjir, tanah longsor dan angin puting beliung,” ucapnya.
Untuk itu, Pemkot Balikpapan akan mengampanyekan konsep eco mobility. “Mobilitas kita batasi, mengurangi emisi CO2 dari kendaraan, kampanyekan kebiasaan berjalan kaki atau bersepeda. Ini yang kita kampanyekan,” ungkapnya.
Perubahan iklim terjadi karena banyaknya Karbondioksida (CO2) yang merusak lapisan ozon. Sehingga kini dikembangkan Strategi Pembangunan yang Rendah Emisi atau Low Emition Development Strategy (LEDS).
“Setiap pembangunan harus mengutamakan pengurangan CO2. Makanya dilarang pembakaran sampah karena asapnya mengandung karbondioksida. Emisi dari kendaraan juga mengandung zat itu. Makanya kurangi kebiasaan berkendara dan ganti dengan bersepeda,” sebutnya.
Eco Mobility merupakan kebiasaan masyarakat yang selalu mengutamakan lingkungan. “Kaltim itu punya target penurunan emisi 26 persen dari nasional. Warga Balikpapan harus mendukung dan itu yang namanya bertahan atau beradaptasi dari perubahan iklim,” pungkasnya.
BACA JUGA