Ekonomi Kaltim Terancam: Batu Bara Diperkirakan Habis dalam Lima Tahun
BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Perekonomian Kalimantan Timur (Kaltim) menghadapi tantangan serius dalam lima tahun ke depan. Cadangan batu bara, yang menjadi tulang punggung ekonomi daerah ini, diperkirakan akan habis.
Selain itu, perubahan global menuju energi bersih dan berbagai tantangan geopolitik semakin memperbesar risiko bagi ekonomi Kaltim.
Penurunan Permintaan Batu Bara Global
Menurut Kepala Bappeda Kaltim, Yuslianto, tekanan global untuk mencapai nir emisi pada 2050 menyebabkan permintaan batu bara menurun. Tren ini akan berdampak signifikan pada ekonomi Kaltim, terutama karena sektor batu bara adalah penyumbang utama pendapatan daerah.
“Diperkirakan pada 2030, permintaan batu bara akan turun sekitar 30 persen. Ini menjadi tantangan besar bagi perekonomian Kaltim,” ujar Yuslianto, di Balikpapan, Jumat (20/12/2024).
Transformasi Ekonomi: Solusi untuk Masa Depan
Dia mengatakan, Kaltim harus segera bertransformasi untuk mengurangi ketergantungan pada pertambangan batu bara, seperti selama puluhan tahun yang terjadi.
Strategi utama yang diusulkan, Pengembangan Industri Pengolahan: Mengubah sumber daya alam menjadi produk bernilai tambah untuk meningkatkan daya saing.
BACA JUGA :
Sektor Pertanian Berkelanjutan: Memanfaatkan lahan luas di Kaltim untuk memperkuat ketahanan pangan. Jasa dan Pariwisata: Mengembangkan ekowisata dan wisata berbasis budaya lokal untuk menarik investasi dan wisatawan.
“Transformasi ekonomi harus segera dilakukan, dari berbasis tambang galian ke sektor industri, pertanian, dan jasa,” tambah Yuslianto.
Tantangan Eksternal: Geopolitik dan Geoekonomi
Tantangan lain yang dihadapi Kaltim adalah isu geopolitik dan geoekonomi, seperti, Transisi Energi Global: Dunia semakin beralih dari energi fosil ke energi terbarukan.
Fluktuasi Harga Komoditas: Ketidakstabilan harga di pasar internasional dapat memengaruhi pendapatan daerah. Persaingan Investasi: Daya saing Kaltim harus ditingkatkan untuk menarik investor di sektor selain batu bara.
“Dampak eksternal adanya tekanan berkenaan dengan nir emisi, jadi ditargetkan 2050 itu dunia tidak lagi menggunakan batubara,” ujarnya.
BACA JUGA