Evaluasi Turunan Rapak, Dishub Pasang Sejumlah Rambu

Adwar Skenda Putra

BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com – Kecelakaan lalu lintas kembali terjadi di persimpangan Muara Rapak. Tepatnya, pada hari Minggu (16/7/2023) lalu. Kecelakaan melibatkan kendaraan truk trailer dan minibus Kijang Innova. 

Meski tak sampai menyebabkan korban jiwa, kecelakaan tersebut juga menjadi evaluasi Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Balikpapan.

Kepala Dishub Balikpapan, Adwar Skenda Putra menyampaikan, kecelakaan yang terjadi tersebut murni disebabkan oleh kelalaian supir minibus. 

“Karena, kendaraan Kijang itu masuk di jalur truk,” ucapnya ketika ditemui belum lama ini.

“Sehingga, ketika turunan mobil Kijang ini tiba-tiba ngerem. Akhirnya, truk itu kaget dan jarak rem (pengereman truk) itu kan lumayan hampir 3 meter. Makanya, sempat menyenggol. Tetapi, karena truk itu dimensinya besar kan lumayan juga kena mobil kecil begitu,” terang pria yang akrab disapa Edo itu.

Meski begitu, kondisi jalan pun langsung disterilkan oleh petugas. Baik dari Dishub maupun kepolisian. Dari evaluasi kejadian tersebut, Dishub pun mendapati surat-surat kendaraan yang terlibat kecelakaan dalam keadaan lengkap.

Lebih lanjut, Edo mengungkapkan, evaluasi besar dilakukan terhadap kendaraan bermuatan atau berdimensi besar yang memang sebenarnya dilarang melintas.

Namun begitu, hal itu tidak bisa dihindari. Mengingat, banyaknya proyek pekerjaan yang tengah berjalan di dalam wilayah perkotaan.

“Sebenarnya kan evaluasi kita, kendaraan bermuatan atau berdimensi diatas 10 ton itu tidak boleh lagi masuk dalam kota. Tapi, kan kita juga masih banyak proyek-proyek besar dan berskala nasional. Jadi, memang tidak bisa dihindari,” jelasnya.

Jalan yang dilalui kendaraan-kendaraan besar tersebut pun hanya dapat melalui persimpangan Muara Rapak. Sehingga, harapan besar Dishub Balikpapan adalah realisasi alternatif flyover ataupun underpass yang juga sempat diusulkan Pemkot Balikpapan.

“Jalan kita (menuju lokasi proyek) kan hanya ini (melalui simpang Muara Rapak) saja. Sehingga, harapan kita flyover/underpass itu bisa segera diwujudkan,” katanya.

Rekayasa lalu lintas juga menjadi bahan evaluasi pihaknya. Sebab, pemisahan jalur untuk kendaraan berat dan kecil juga sudah dilakukan sejak beberapa waktu lalu. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi kecelakaan lalu lintas yang kerap terjadi di lokasi tersebut.

“Semoga dengan kejadian-kejadian ini, masyarakat semakin paham kalau sebenarnya sudah ada jalur khusus kendaraan besar atau truk,” imbuhnya.

Selain itu, kebiasaan masyarakat dalam berlalu lintas juga perlu diperbaiki. Wacana flyover atau underpass, diakuinya hanya mengurangi risiko kecelakaan.

“Mau dikasih flyover atau underpass kalau kita tidak tertib berlalu lintas dengan rambu yang ada kan risikonya tetap ada. Plang itu kan sudah ada sebenarnya, contohnya rambu-rambu dilarang parkir saja bisa dilanggar,” jelasnya.

“Jadi, keselamatan diri (khusus dalam berlalu lintas) ini kan tergantung kita lagi. Kita akan tambahkan plang-plang dan rambu lalu lintas lagi. (APBD) Perubahan kita ajukan,” tutupnya. 

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.