Faisal Basri Sebut akan Banyak Proyek Mubazir di Ibu Kota Negara Nusantara
JAKARTA, Inibalikpapan.com – pasca Presiden Joko Widodo memindahkan Ibu Kota Negara (IKN) ataupun Pusat Pemerintahan ke Kaltim, langsung mendapoat kritikan tajam.
Bahkan ketia DPR mengesahkan Undang-undang Ibu Kota Negara sejumlah tokoh ataupun kalangan masyarakat langsung berencana melakukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK)
Kritikan salah satunya datang dari Ekonom senior Faisal Basri. Dia menyebut, proyek pembangunan infrastruktur di Ibu Kota Negara Nusantara terancam akan banyak yang mbazir.
Apalagi kata dia, korupsi di Indonesia yang tinggi. Sementara pembangunan infrastruktur juga akan menyedot anggaran yang sangat tinggi. Sehingga potensi korupsi bisa terjadi.
“Nah di tengah kondisi korupsi yang tinggi, bangun ibu kota juga uangnya makin lebih banyak tapi hasilnya sedikit,” ujarnya dilansir dari suara.com jaringan inibalikpapan.com
“Makin banyak proyek mubazir karena kongkalikong, perencanaannya tidak baik, di-mark up dan sebagainya dan sebagainya, negara juga yang rugi,”
Faisal bahkan menyebut, proyek pembangunan jalan tol di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo merupakan yang termahal yang pernah dibangun di Indonesia.
Faisal mengaku tak asal bicara terkait hal ini, dia menggunakan metode yang ia sebut Incremental Capital Output Ratio (ICOR) yang mengukur rasio efisiensi investasi.
Dan hasilnya Indonesia saat ini mendapatkan nilai 6,5 padahal sebelumnya di kisaran 4 terkait efisiensi investasi.
“Sehingga untuk menambah 1 km jalan di Indonesia itu butuh suntikan modal tambahan 50 persen lebih banyak dari sebelum-sebelumnya,” kata Faisal
Tingginya angka ICOR tersebut tak lepas dari maraknya praktik Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) di setiap proyek pembangunan tol saat ini.
“Dengan banyaknya korupsi, nepotisme, KKN menyebabkan ada kolusi tender atau penunjukan langsung, tidak ada benchmark yang menyebabkan untuk membangun 1 km jalan tol misalnya kita butuh jauh lebih banyak modal,” paparnya.
Suara.com
BACA JUGA