Top Header Ad

Film ‘A Business Proposal’ Versi Indonesia Minim Penonton, Buntut Kontroversinya?

A Business Proposal
Abidzar dan Ariel Tatum sedang bermain peran di A Business Proposal. (Foto: Imdb)

JAKARTA, inibalikpapan.com – Film A Business Proposal resmi tayang di bioskop Indonesia pada Kamis (6/2/2025). Namun, adaptasi dari webtoon populer ini gagal menarik perhatian besar dari pencinta film.

Data Cinepoint Tracking per 8 Februari 2025 menunjukkan bahwa film tersebut hanya memperoleh tambahan 5.225 penonton. Ini turun 14,66% dari hari sebelumnya. Secara keseluruhan, jumlah penonton baru mencapai 21.383 orang. Angka ini jauh tertinggal ketimbang film lain yang sedang tayang. 1 Kakak 7 Ponakan telah menembus 1.011.945 penonton, Petaka Gunung Gede meraih 524.786 penonton, Perayaan Mati Rasa mencapai 900.162 penonton, sementara Dark Nuns memimpin dengan 1.039.035 penonton.

Minimnya antusiasme terhadap A Business Proposal dugaannya berkaitan dengan kontroversi yang melibatkan pemeran utamanya, Abidzar. Aktor tersebut beberapa kali membuat pernyataan yang menuai kritik tajam dari warganet. Salah satu yang paling jadi sorotan adalah pengakuannya bahwa ia tidak menonton drama Korea asli yang menjadi sumber adaptasi film ini.

Alih-alih mendalami karakter sesuai versi sebelumnya, putra Umi Pipik itu justru memilih untuk menciptakan interpretasi sendiri. Sikap tersebut memicu kekecewaan di kalangan penggemar drama Korea (drakor), yang menganggapnya kurang menghargai materi sumber.

Setelah gelombang kritik semakin meluas, Abidzar akhirnya menyampaikan permintaan maaf. Ini ia lakukan melalui unggahan di Instagram pribadinya beberapa hari sebelum film ini rilis.

Klarifikasi Falcon Pictures

Ancaman boikot yang mencuat di media sosial turut mendorong Falcon Pictures selaku rumah produksi untuk memberikan pernyataan resmi. Pada Selasa (4/2/2025), Falcon menegaskan bahwa adaptasi ini dibuat dengan penuh kehati-hatian dan kecintaan terhadap cerita aslinya.

“Webtoon ini kami adaptasi karena kecintaan kami terhadap ceritanya, baik dalam versi webtoon dan serial. Oleh karena itu, kami berhati-hati dalam prosesnya,” tulis Falcon, dikutip dari Suara, jaringan inibalikpapan.com.

Falcon juga menyoroti bahwa proyek ini melibatkan lebih dari 100 kru serta sejumlah seniman berpengalaman, termasuk Indro Warkop, Slamet Rahardjo, dan Indy Barends. Mereka berupaya menghadirkan film romantic-comedy yang tetap menghormati cerita asli, tetapi lebih relevan dengan budaya Indonesia.

Menanggapi polemik seputar Abidzar, Falcon membela sang aktor dengan menegaskan bahwa pendekatan akting yang ia pilih bukan bentuk kesombongan, melainkan bagian dari proses kreatif.

“Berita mengenai cast yang tidak menyaksikan serialnya lebih dahulu, bukan berakar dari kesombongan, tapi berakar dari pemilihan pendekatan akting,” jelas Falcon.

“Seniman memiliki banyak cara (dan semua cara valid) dalam melakukan pendekatan terhadap cerita. Ada yang ingin memiliki referensi, ada yang memilih untuk berpegang pada skrip dan memberikan interpretasi sendiri,” lanjutnya.

Di akhir pernyataannya, Falcon kembali meminta maaf atas kontroversi yang terjadi dan memastikan bahwa seluruh tim produksi telah bekerja dengan niat baik.

“Kami meminta maaf atas perkataan dan perbuatan yang tidak tepat. Kami pastikan tidak pernah ada niat buruk terkandung dalam hati,” tegas Falcon.***

Tinggalkan Komentar

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.