Film ‘Tale of The Land’ Kisahkan Perjuangan Warga Pertahankan Tanah, Tayang di BIFF 2024

JAKARTA, inibalikpapan.com – Konflik tanah adat bisa menghancurkan hidup seseorang. Begitu juga yang terjadi pada May, gadis Dayak yang harus menghadapi trauma masa lalunya dalam film “Tale of The Land.”

Film garapan rumah produksi Kawan-Kawan Media dan sutradara Loeloe Hendra Komara, ini mengajak penonton menyelami perjuangan May yang tersiksa oleh ingatan kelam. Hingga ia mengalami kondisi aneh yang memisahkannya dari tanah yang seharusnya menjadi rumahnya.

“Tale of The Land” bercerita tentang konflik tanah adat yang terjadi satu dekade lalu. Meninggalkan luka mendalam bagi May. Setelah seorang pria tua menyelamatkannya dari pembantaian, ia dibawa ke rumah pengasingan di atas air. Meski merasa aman, bayang-bayang kekerasan tetap menghantuinya, membuatnya jatuh pingsan setiap kali menginjakkan kaki di daratan. Perjuangan May untuk mengatasi trauma dan sindromnya menjadi inti cerita. Menggambarkan bagaimana masa lalu kelam dapat membentuk masa depan dan tantangan untuk menemukan kembali identitas diri.

Shenina Cinnamon berperan sebagai May dan film ini juga menampilkan Arswendy Bening Nasution, Yusuf Mahardika, dan Bagus Ade Saputra. “Tale of The Land” merupakan debut penyutradaraan film panjang Loeloe Hendra Komara. Sebelumnya ia sukses dengan film pendek “Rumah Paku” dan “Onomastika.”

Film garapan Yulia Evina Bhara dan Armi Rae Cacanindin, “Tale of The Land” berhasil masuk kategori New Currents dan tayang perdana di Busan International Film Festival (BIFF) 2024 pada 4, 5, dan 9 Oktober 2024. Kapan film ini akan tayang di bioskop Indonesia masih belum jelas.

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.