Top Header Ad

Gagal Raih Poin Penuh, Pelatih Persiba Salahkan Pemain

Pelatih Persiba Balikpapan S atia Bagdja saat konfrensi pers

BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Pelatih Persiba Balikpapan Satia Bagdja mengungkapkan, kegagalan anak asuhnya mempertahankan kemenangan, karena tidak displin menjaga pemain lawan. Pasalnya, hingga turun minum, Beruang Madu masih unggul 1-0.

Namun dibabak kedua, justru tim tamu mampu menyamakan skor menjadi 1-1. Gol tersebut, terjadi akibat kesalahan pemainnya yang membiarkan gelandang Naga Mekes Atep yang merupakan motor serangan bebas menyuplai bola ke dalam kotak pinalti.

Gol Mitra Kukar ang dicetak Syahroni menit ke 70 adalah murni kesalahan gelandang jangkar Persiba Dani Pranata yang baru dimasukkan dibabak kedua, menjaga mantan pemain Persib Bandung itu.

“Sebelum masuk (lapangan) saya bilang gantiin peran stevanus (Bungaran) yang selalu kawal Atep kemana aja (babak pertama). Saya suruh pemain baru (Dani Pranata), karena tenaga diamasih kuat, karena masih muda,” ujar Satia Bagdja.

 “Pemain  sedikit hilang konsentrasi, Atep yang crossing ke tengah kotak pinalti, jadi awalnya dari crossing dari sisi kiri, baru terjadilah gol itu. Harusnya itu tidak terjadi kalau disiplin. Mestinya dia ikuti terus kemana Atep, pressing tapi ini lepas,”

Mantan Asisten Rahmad Darmawan itu mengungkapkan, sebenarnya dibabak pertama Atep justru tak bebas bergerak karena terus di pressing ketat Stevanus Bungaran. Akibatnya, Mitra Kukar bahkan nyaris tak memiliki peluang untuk mencetak gol.

“Jadi itu awalnya itu dari crossing dari Atep, ini yang bahaya dibiarkan. Saya memang menarik Stevanus karena dia tenaganya gak cukup, saya masukkan Dani, saya minta dia terus awasi Atep, tapi lepas, satu momen bisa hasilkan gol,” ujarnya.

Disamping itu lanjutnya, dibabak kedua stamina anak asuhnya sudah terlihat habis, karena banyak terkuras pada babak pertama. Sehingga mampu dimanfaatkan Mitra kukar untuk terus menggempur pertahanan Persiba dan akhirnya tercipta gol.

“Kita boros nih main , kita bikin gol pertama, tapi sesudah itu lempar-lempar bola. Mestinya kita mainkan kaki ke kaki, lebih efisensi (stamina). Semuanya lempar kedepan. Padahal kita sudah unggul, pemain buru-buru,” ujarnya.

 “Sebenarnya mereka mampu untuk main tenang, tapi kan secara psikologis karena sudah unggul, merekaa takut kebobolan, jadi bola  di lempar, jadi makin dia lempar makin cepat kembali, itu yang tidak cerdik kita bermain.”

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.