Gubernur Kaltim : Awalnya Bukan Jalan Tol, Tapi Jalan Bebas Hambatan
BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Sebagain warga Kaltim mengeluhkan mahalnya tariff jalan tol Balikpapan – Samarinda. Bahkan ada yang membandingkan dengan tarif jalan tol di Pulau Jawa yang dianggap lebih murah.
Lalu apa tanggapan Gubernur Kaltim Isran Noor? Dia mengatakan, bahwa tarif jalan tol diatur Badan Usaha Jalan Tol (BUJT). “Dalam penetapan harga itu ada yang mengatur yang punya kewenangan,” ujarnya. ujarnya.
Menurutnya, tarif jalan tol di Indonesia berbeda-beda, tidak semua sama. Tergantung investasi. “Semua jalan tol di Indonesia ini mereka (BUJT) yang mengatur, jadi tidak semua jalan tol itu sama harganya,” ujarnya.
Jalan tol sepanjang 97,99 kilometer itu, pembangunan dicanangkan sejak 2010 kemudian diresmikan pembangunannya Januari 2011 lalu. Namun pembangunannya tersendat-sendat, karena tak ada anggaran.
“Kalau dia dibangun dengan investasi dulu, dia pasti tidak akan seperti sekarang (tarifnya). Hitungannya (tariff) memang kan sekitar 1.000 – 1.300 (per kilometer),” ujarnya.
Kata dia, wajar saja jika di daerah lain tariff jalan tol lebih murah ketimbang jalan tol di Kaltim. “Ya wajar saja karena di daerah lain Itu begini ceritanya, mungkin ada pertimbangan disana ada investasi daerah,” ujarnya.
Dia menjelaskan, awalnya sebenarnya yang dibangun bukan jalan tol, tapi jalan bebas hambatan. Namun setelah diambil alih Pemerintah Pusat, kemudian menjadi jalan tol. Ketika itu tidak ada kesekapatan dengan Pemerintah Provinsi Kaltim soal tarif.
“Sayang kemarin itu belum sempat dilakukan kesepakatan antara jasa marga dengan Pemerintah Provinsi bahwa disana ada investasi sekian karena pada saat itu mestinya ada kesepakatan, ini kan tidak ada kesepakatan,”ujarnya.
“Jadi free way dirubah jadi jalan tol. Kalau free way itu kan bukan tujuan untuk dipunggut. . Awalnya Rp 3,4 triliun itu pembangunan free way bukan jalan tol awalnya.”
BACA JUGA