Habitat Bekantan di Teluk Balikpapan Kian Terancam
BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Habitat bekantan atau monyet hidung panjang di Teluk Balikpapan kian terancam, akibat hutan mangrove yang merupakan tempat hidupnya terus tergerus atau beralih fungsi menjadi kawasan industri.
Koordinator Forum Peduli Teluk Balikpapan Husein mengatakan,mereka sempat menemukan dua bangkai bekantan yang mati di sekitar Teluk Balikpapan. Kemungkinan penyebabnya karena kekurangan makanan.
Menurutnya, tahun 2012 lalu jumlah bekantan mencapai 1.400 ekor kemungkinan populasinya terus berkurang, karena areal hutan mangrove kini yang tersisa khususnya di sekitar Teluk Balikpapan hanya 130 kilometer persegi.
“Kemarin ada kita temukan ada dua bekantan yang sudah mati, indikasinya karena kita lihat tidak ada luka apapun, itu kemungkinan mereka kekurangan makan. Karena areal makannya dia sudah semakin menyusut. Makanan bekantan itu adalah daun-daun mangrove yang masih muda, pucuk-pucuk mangrove, ramebe laut, kan sudah semakin susut mangrove disana,” kata Husein.
Dia menambahkan, jumlah bekantan khususnya di Teluk Balikpapan merupakan terbesar populasnya yang ada di Kalimantan. Namun kemungkinan 5 hingga 10 tahun kedepan masyarakat akan sulit melihat habitat bekantan yang biasanya mudah ditemukan di sekitar Teluk Balikpapan.
Hal itu dikarenakan geliat di Teluk Balikpapan, karena Kawasan Industri Kariangau (KIK) Balikpapan maupun Kawasan Industri Buluminung di Kabupaten Penajam Paser Utara terus diperluas untuk kepentingan industry.
Saat ini khusus di Kawasan Industri Kariangau sudah ada 52 perusahaan yang memiliki ijin beroperasi.. Kemungkinan akan terus bertambah seiring pembangunan yang terus berjalan.
Kawasan Industri Kariangau dan Kawasan Industri Buluminung merupakan bagian ataupun wilayah dari Teluk Balikpapan yang merupakan tempat hidup bekantan.
BACA JUGA