Hanya di Fukushima, Warga Tak Pilah Sampah Dengan Benar Akan ‘Dipermalukan’

Sampah Fukushima
Sampah di Fukushima harus dipilah secara benar dalam berbagai kategori (Pixabay)

FUKUSHIMA, inibalikpapan.com –  Salah satu kota di Jepang, Fukushima memberlakukan aturan pemilahan sampah yang sangat ketat.

Memilah sampah bisa menjadi proses yang rumit di Jepang,  negara dengan aturan pembuangan sampah paling ketat di dunia.

Namun, di kota Fukushima, memilah sampah tak bisa sembarangan

Mulai bulan Maret, pemerintah kota akan memeriksa kantong-kantong sampah yang melanggar peraturan.

Maksudnya, sampah yang belum terpilah dengan benar atau yang melebihi batas ukuran. Hukuman itu adalah mengidentifikasi pemiliknya secara publik.

Peraturan baru tersebut, yang telah dapat pengesahan dalam rapat kota pada hari Selasa 17 Desember 2024,  muncul di tengah upaya panjang Jepang untuk meningkatkan sistem pengelolaan sampahnya.

Saat ini, mayoritas kota di Jepang memberlakukan pemeriksaan kantong sampah. Beberapa kota juga mengizinkan pengungkapan nama pemilik bisnis yang melanggar.

Namun, kota Fukushima diyakini sebagai kota pertama yang berencana untuk mengungkapkan nama-nama individu dan bisnis.

Dalam sebuah pernyataan kepada BBC, Divisi Promosi Pengurangan Sampah Fukushima mengatakan bahwa sampah yang tidak dibuang dengan benar sebelumnya telah menyebabkan sampah berserakan dan berkembang biaknya burung gagak.

“Pembuangan sampah yang tidak tepat merupakan masalah utama. Karena dapat merusak lingkungan tempat tinggal penduduk setempat,” kata departemen tersebut.

Sampah yang tidak dipilah dengan benar juga akan menyebabkan lebih banyak tempat pembuangan sampah.

Menurut pemerintah setempat, hal ini akan membebani generasi mendatang.  “Oleh karena itu, kami menganggap pemilahan sampah sangat penting.”

Upaya Ketat Fukushima Telah Lama Berlangsung

Tahun lalu, Fukushima melaporkan lebih dari 9.000 kasus sampah yang tidak sesuai dengan peraturan.

Saat ini, alih-alih mengumpulkan sampah yang tidak sesuai dengan peraturan pembuangan, para pekerja menempelkan stiker pada kantong-kantong sampah milik penduduk.

Stiker tersebut sebagai pemberitahuan kepada warga yang melanggar aturan pemilahan sampah.

Warga yang dapatkan stiker harus membawanya kembali ke dalam, memilahnya kembali.

Mereka harus dapat melakukannya dengan benar saat petugas pemungut sampah datang lagi.

Berdasarkan peraturan baru Fukushima, jika sampah tidak dipilah selama seminggu, para pekerja kota akan mengidentifikasi pelanggar melalui barang-barang seperti surat.

Para pelanggar akan dapatkan peringatan lisan, kemudian dengan nasihat tertulis, sebelum upaya terakhir yakni publikasi nama mereka di situs web pemerintah.

Namun karena masalah privasi, otoritas Fukushima mengatakan bahwa pemeriksaan sampah akan dilakukan secara tertutup.

Di Fukushima, kantong sampah harus diletakkan di tempat pengumpulan setiap pagi pukul 08.30, namun tidak boleh ditinggalkan sejak malam sebelumnya.

Berbagai jenis sampah  harus dipisah menjadi sampah yang mudah terbakar, tidak mudah terbakar, dan dapat didaur ulang.

Semuanya harus terkumpul sesuai dengan jadwal yang berbeda.

Untuk barang-barang yang melebihi dimensi tertentu, seperti peralatan rumah tangga dan furnitur, warga harus membuat janji temu agar barang-barang tersebut dikumpulkan secara terpisah.

Wali Kota Fukushima, Hiroshi Kohata, mengatakan bahwa peraturan baru tersebut bermaksud mendorong pengurangan sampah dan metode pembuangan yang tepat.

“Mempublikasikan penghasil sampah yang tidak mematuhi peraturan dan tidak mengikuti arahan dan anjuran kota tidak melanggar hukum ,” Mainichi mengutip pernyataan otoritas.

Perbedaan Peraturan Terkait Sampah di Berbagai Kota di Jepang

Jepang anggap sampah sebagai hal sangat serius.

Sejak tahun 1990-an pemerintah telah menjadikannya tujuan nasional untuk beralih dari tempat pembuangan sampah, mengurangi sampah, dan mempromosikan daur ulang.

Pemerintah daerah telah memperkenalkan inisiatif mereka sendiri sejalan dengan tujuan ini.

Warga Kamikatsu, kota di Jepang sudah punya misi bebas sampah yakni memilah sampah mereka ke dalam 45 kategori.

Prefektur Kagoshima telah mewajibkan penduduk untuk menulis nama mereka di kantong sampah mereka.

Dan tahun lalu kota Chiba menguji coba asisten AI untuk membantu penduduk membuang sampah mereka dengan benar.

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.