Hari Pertama Masuk Kerja Pasca Cuti Bersama, Wali Kota Pimpin Apel dan Halal Bihalal

BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com – Hari pertama masuk kerja setelan cuti bersama Idul Fitri 1445 Hijriah atau 2025. ASN di lingkungan Pemkot Balikpapan melaksanakan apel bersama sekaligus dirangkai dengan halal bihalal.

Tampak Wali Kota Balikapan Rahmad Mas’ud bersama Sekda, para Asisten dan Kepala OPD mengikuti halal bihalal bersama ratusan ASN di halaman Balai Kota, Selasa (16/4/2024).

Rahmad Mas’ud mengatakan, bulan ramadan kemarin diharapkan dapat memberikan dampak untuk berbuat baik dan menjadikan motivasi dalam bekerja jauh lebih baik.

“Termasuk dalam implementasikan dalam pelayanan ke masyarakat dalam bekerja,” ujar Rahmad Mas’ud.

Rahmad menambahkan, hari pertama masuk kerja setelah beberapa hari melaksanakan cuti bersama diharapkan jangan sampai ada ASN yang belum masuk pada hari ini.

“Termasuk dalam hal masuk kerja, jangan ada alasan cuti atau tiket tidak dapat,” akunya.

Apel gabungan dan halal bi halal Pemkot Balikpapan

ASN Fokus Bekerja

Pihkanya berharap ASN terus fokus bekerja, dimana Balikpapan penyangga IKN sehingga miliki peranan strategis.  

“Khusus di bidang kebersihan dan lalulintas untuk fokus dalam memberikan pelayanan yang maksimal,” harapnya.

Menurut Rahmad, jadikan bulan syawal ini momentum mendekatkan diri kepada atasan dan antar ASN di lingkungan Pemkot Balikpapan.

“Dengan semangat bersama dan tujuan, padang mata dan telinga dalam hal permasalahan sosial akan yang banyak kuta hadapi kedepannya termasuk menjaga kondusivitas kota Balikpapan,” tutupnya.

Salah satu tradisi yang selalu hadir saat Idulfitri yakni Halalbihalal. Biasanya Halalbihalal dilakukan dengan bersilaturahmi ke rumah tetangga, saudara, dan kerabat.  Pada acara Halalbihalal, tiap orang akan saling memaafkan dan bersalam-salaman.

Halalbihalal menjadi tradisi yang terus berkembang hingga saat ini. Halalbihalal juga berkembang menjadi ajang “open house”, di mana sebuah rumah atau instansi mengundang orang untuk datang bersilaturahmi. Di masa pandemi, open house ditiadakan dan Halalbihalal dilakukan secara daring.

Halalbihalal ternyata memiliki sejarah sendiri di Indonesia. Tradisi ini merupakan tradisi asli Indonesia yang tak dapat ditemukan di negara-negara lain. Nah, seperti apa sejarah Halalbihalal dan apa maknanya?

Arti Halal Bihalal

Halalbihalal memang terdengar seperti berasal dari bahasa Arab. Halalbihalal sebenarnya berasal dari kata serapan ‘halal’ dengan sisipan ‘bi’ yang berarti ‘dengan’ (bahasa Arab) di antara ‘halal’.  Namun, Halalbihalal sebenarnya bukan berasal dari Arab, melainkan merupakan tradisi yang dibuat di Indonesia. Kata Halalbihalal bahkan sudah dibakukan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Dalam KBBI, Halalbihalal berarti hal maaf-memaafkan setelah menunaikan ibadah puasa Ramadan, biasanya diadakan di sebuah tempat (auditorium, aula, dan sebagainya) oleh sekelompok orang. Halalbihalal juga diartikan sebagai bentuk silaturahmi.

Asal Usul Halal Bihalal Versi I

Ada sejumlah versi asal usul istilah Halalbihalal. Istilah Halalbihalal berasal dari kata ‘alal behalal’ dan ‘halal behalal’. Kata ini masuk dalam kamu Jawa-Belanda karya Dr. Th. Pigeaud 1938.

Dalam kamus ini alal behalal berarti dengan salam (datang, pergi) untuk (memohon maaf atas kesalahan kepada orang lebih tua atau orang lainnya setelah puasa (Lebaran, Tahun Baru Jawa). Sementara halal behalal diartikan sebagai dengan salam (datang, pergi) untuk (saling memaafkan di waktu Lebaran).

Asal usul istilah Halalbihalal ini bermula dari pedagang martabak asal India di Taman Sriwedari Solo sekitar tahun 1935-1936. Pada saat itu, martabak tergolong makanan baru bagi masyarakat Indonesia.

Pedagang martabak ini dibantu dengan pembantu primbuminya kemudian mempromosikan dagangannya dengan kata-kata ‘martabak Malabar, halal bin halal, halal bin halal’. Sejak saat itu, istilah halalbehalal mulai populer di masyarakat Solo.

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.