Hasil Survei Terbaru LSI Denny JA, Jika Pilpres Dua Putaran, Ganjar – Mahfud Tersingkir
JAKARTA, Inibalikpapan.com – Jika pemilihan presiden (pilpres) terjadi dua putaran, kemungkinan pasangan capres cawapres nomor urut 3 Ganjar Pranowo – Mahfud MD terancam tak lolos.
Pasalnya, berdasarkan survei terbaru yang dilakukan LSI Denny JA, Ganjar – Mahfud menempati ketiga terbawah dengan elektabilitas 22,9 persen.
Sementara capres cawappres nomor urut 2 Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka meraih elektabilitas tertinggi dengan 43,3 persen.
Sedangkan capres cawapres nomor urut 1 Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar meraih elektabilitas 25,3 persen.
Survei itu dilakukan pada 17-23 Desember 2023 dengan cara tatap muka dan menggunakan kuesioner kepada 1200 responden di seluruh Indonesia. Margin of error survei ini sebesar 2.9 persen.
Direktur KCI LSI Denny JA, Adjie Alfaraby menyatakan, ada beberapa poin yang menyebabkan elektabilitas Ganjar – Mahfud jeblok. Diantaranya karena menyereng Presiden Jokowi.
“Pertama, blunder menyerang mata air dukungannya sendiri yaitu Jokowi,” kata Adjie dilansir dari suara.com jaringan inibalikpapan.
Pada bulan Mei 2023 kata dia, pemilih puas Jokowi yang memilih Ganjar masih berada di angka 42.7 persen. Namun sekarang di akhir Desember 2023 pemilih yang puas Jokowi yang mendukung Ganjar-Mahfud sebesar 26.4 persen.
Namum pada November 2023, muncul aneka kritik PDIP kepada Jokowi. Mulai dari pemberitaan dengan judul “Ganjar Kritik Kebijakan Maritim Jokowi 10 Tahun Mandek: Enggak Niat”. Juga Jokowi dianggap Neo-Orde Baru.
“Ini adalah bentuk narasi menyerang Jokowi,” katanya.
Meski demikian pada tanggal 3 Desember 2023, muncul kembali pemberitaan dari kubu Ganjar-Mahfud dengan judul “Kepada Jokowi, Ganjar: Terima kasih sudah membantu saya Banyak.”
Selain itu juga ada pemberitaan dari kubu Ganjar, bahwa Ganjar adalah Jokowi 3.0. Sehingga narasi yang dikembangkan pada bulan Desember kembali positif kembali terhadap Jokowi.
Tidak hanya itu, LSI Denny JA juga menganggap slogan baru Ganjar-Mahfud “Gerak Cepat Indonesia Unggul” belum memberikan efek elektoral.
BACA JUGA