Ini Harapan Beberapa Warga Balikpapan di Hari Jadi Kota ke 119 Tahun
BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Hari ini kota Balikpapan tepat berusia 119 tahun. Usia yang lumayan tua ini telah banyak prestasi dan capaianya sebagai kota yang paling maju di Kalimantan Timur.
Namun tentu dibalik itu ada keluhan dan persoalan-persoalan dan harapan yang disampaikan masyarakat. Tentu saja harapanya kota ini makin maju dan mampu memberikan kesejahteraan bagi masyarakatnya.
Inibalikpapan.com sedikit merangkum pandangan dan keinginan warga kedepanya agar dapat dilakukan pemerintah kota bersama masyarakat.
Berikut sejumlah komentar, harapan dan keluhan bagi rakyat kota kepada pemimpinnya untuk membenahi kota Balikpapan yang telah berusia 119 tahun.
Listrik dan Air Masih Seperti Dulu
Yulianto (65) pedagang kelontong di Klandasan mengakui kota ini dari sisi keamanan dan kebersihan tidak ada yang dapat menandingi. Diapun sempat bernostalgia masa silam Balikpapan.“Kakek saya masuk Balikpapan 1918. Bapak saya lahir tahun 1926. Kalau saya tahun 1950 ini dulu glora masih hutan tempat kumpul sapi. Tapi zaman Belanda marah disuruh pindah dekat Dam,” kata warga keturunan Tionghoa ini bercerita.
Soal aman diakuinya mungkin kota paling aman di dunia. “ Aku pulang dari Surabaya ada ibu-ibu, ya Balikpapan aman ya seluruh Indonesia eh jangan salah loh seluruh dunia. Itu yang ngomong ibu-ibu disana,” ucapnya.
Keamanan ini juga bahkan diakui seorang kawan dari Belanda yang pernah berkunjung di Balikpapan.
“Ada kawan saya lama tidak ketemu dia orang Belanda, eh Balikpapan makin bersih, aman. Aku mau tinggal sini aja. Aman tinggal disini katanya aman sedunia ,” tuturnya.
Namun yang menjadi harapan utama dari pedagang kelontongan ini agar persoalan air, listrik dapat teratasi. “Air jangan macet-macet terus, listriknya jangan nyala hidup. Itu utamanya belum dirubah dari dulu,” keluhnya.
Dampak Negatif Pembangunan Harus Diantisipasi
Catatan warga Balikpapan disampaikan Pegiat Mangrove Graha Center Agus Bai. Dia melihat, perubahan lima tahun kota Balikpapan sudah terlihat sekali. Apalagi adanya wacana pembangunan coastal road, tol Balikpapan – Samarinda.“Jelas itu akan makin berkembang kota. Sedikit banyak pasti ada dampak positif dan negatif. Dampak positif akan meningkatkan perekonomian kalau negatif muncul persoalan- persoalan sosial,” katanya.
Pembangunan yang sudah berjalan ini kedepan tetap tidak keluar dari konsep madinatul iman. Ini perlu filter dengan perkembangan kota kedepan. “Tapi saya yakin pemerintah, pemimpin yang terpilih ini dan kawan-kawan ini sudah terpikirkan persoalan-persoalan yang akan muncul,” tandasnya.
Konsep Pembangunan dan Aset
Wakil rakyat dari Hanura Syarifuddin Odang menilai perkembangan kota dan pertumbuhan penduduk selalau tidak berimbang. Ini disebabkan pula kondisi keuangan yang tidak berimbang dengan kebutuhan masyarakat.“Ini tinggal kita pandai-pandai masuk dalam suatu sistem melihat mana skala perioritas. Apakah sudah benar? Mari kita duduk bersama ,” ujarnya.
Wakil Ketua DPRD ini mencontohkan masih banyak lokasi pemukiman warga yang kebanjiran. Ini tidak lepas dari pola pikir yang salah dalam membangun kawasan.
“Contoh di ringroad kita sudah tahu buangan air seperti ini tapi kenapa kita bangun jalan seperti ini. Kemudian soal truk-truk besar yang melintas tidak sesuai kapasitasnya. Siapa ini mau disalahkan? Makanya kita harus belajar dari pengalaman itu sehingga kita mengonsep 5-10 tahun kedepan kota ini akan dijadikan apa,” kritiknya.
Politisi yang memiliki latar belakang pendidik ini juga mempertanyakan soal hutan kota, aset kota. “Ini harus diperjelas dan dipertanyakan pula oleh media. Mana status, berapa luasan mari kita bantu sama-sama. Berapa aset bergerak dan tidak bergerak. Ini memang belum jelas seharusnya setiap tahun diumumkan supaya masyarakat tahu,” tandasanya.
Soal Kemacetan Kota
”Saya kalau ke klandasan sekarang mulai macet. Ini harus jadi perhatian titik kemacetan dipusat-pusat kota,” katanya.
Dia berharap pemerintah dan swasta segera dapat merealisasikan coastal road sebagai salah satu alternatif memecah kebuntuan kota akibat peaknya kegiatan ekonomi di kawasan itu.
“Ya mudah-mudahan dapat segera direalisasikan tahun ini mulai dibangun,” harapnya.
Minta Fasilitas Penunjang Nelayan
Sedangkan HUT kota bagi nelayan di kawasan Balikpapan Timur Kota Balikpapan meminta kepada Pemerintah juga memberikan memperhatikan rakyat kecil seperti nelayan.
“Perhatiannya itu seperti alat tangkap yang perlu dibantu agar kesejahteraan nelayan juga meningkat,” kata Hasanuddin seorang nelayan Balikpapan Timur ini.
Untuk itu, Hasanuddin berharap pemerintah perhatikan nasib nelayan seperti memperhatikan fasilitas penunjang berlayar, meski pemerintah kota Balikpapan sudah memberikan bantuan alat mesin berlayar.
“Alat tangkap juga perlu yang modern dong. Sekarang masih tradisional menggunakan jaring, meski ada satu fasilitas bagan yang modern tapi itu punya punggawa. Kalo dijawa saya dengar nelayannya alat tangkap sudah modern,” tandasnya.
BACA JUGA