Ini Kendala Pertanian Padi Balikpapan Mulai dari Minimnya Petani, Lahan, Bibit Hingga Pola Manual

BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com -Ekses negatif kota metropolitan seperti yang dialami kota Balikpapan salah satunya semakin sedikitnya orang yang berminat menjadi petani. Tak heran luasan lahan pertanian yang sempit dan makin mudarnya orang untuk bertani menjadikan Balikpapan terus bergantung pada pasokan pangan dari luar daerah.

Kepala Dinas Pertanian, Kelautan dan Perikanan Balikpapan Yosmianto menyebutkan dari luasan 150 hektar lahan pertanian padi di Balikpapan, hanya sekitar 40-50 hektar saja yang mampu digarap petani. Penyebabnya diantaranya jumlah petani sedikit dan makin sedikitnya anak keluarga petani yang menjadi petani atau minimnya regenerasi petani.Bahkan diakui Yosmianto, pihaknya sampai harus bekerjasama dengan TNI untuk menggarap lahan pertanian akibat minimnya petani.

“Ya itu kendalanya petani kita sedikit, yang bertani itu-itu aja belum ada penerusnya. Jadi lahan yang bisa ditanami hanya sekitar 40 hektare lebih. Tahun lalu bisa dibantu TNI bisa mencapai 100 hektar,” tandasnya Yosmianto (28/3/2017).

Akibatnya diakui Yos lahan pertanian di Balikpapan belum tergarap secara maksimal, sementara potensi luas lahan pertanian di Balikpapan cukup luas dan cocok ditanam untuk padi. Belum lagi kendala yang dihadapi petani Balikpapan yakni masih terbatasnya ketersedian bibit dan pola penggarapan yang masih manual belum menggunakan mesin traktor untuk tanaman padi.

“Pengadaan bibit saja kita harus mencari ke Kabupaten Kutai Kartanegara dan Samarinda. Ini juga menjadi kendala kita dalam mengembangkan pertanian padi,”tuturnya.

Dengan jumlah sedikit dan minat petani yang sedikit pula, sebut Yos petani mengolah lahan atau sawah secara manual. Sehingga tidak heran hasil produksi tidak banyak diharapkan. Diketahui pada 2014 lalu produksi padi hanya 805 ton. Sedangkan 2015 lalu menurunya menjadi 505 ton karena kekeringan. Sedangkan 2016 angkanya tidak berbeda jauh. Atau setiap hektarnya menghasilkan 3,5 ton beras. “Ya karena itu memang kebutuhan kita banyak dipasok dari luar Sulawesi dan Jawa,” sebutnya.

Pada tahun ini petani tengah melakukan masa semai dengan luas tanam 40 hektar. Rencananya tahun ini akan ditanami padi hitam karena panen yang diperoleh akan lebih besar dari beras putih.

Dia menyebutkan petani yang menanam tahun ini dilakukan dengan swakelola yang atau menggunakan dana sendiri karena apabila bantuna pemerintah kepada kelompok petani harus berbadan hukum .

“Hal itu sesuai dengan aturan Permendagri Nomor 14 tahun 2016 tentang pemberian dana bantuan sosial harus berbadan hukum. Jadi sejak ada aturan itu ditahun 2016 pemerintah harus memberikan bantuan kelompok petani berbadan hukum. Nanti selanjutnya sudah bisa dikasih bantuan. Tahun lalu kami juga sudah sosialisasi, sebagian kelompok tani sudah mengurusnya,” paparnya.

Untuk diketahui jumlah kelompok tani di Balikpapan sebanyak 130 dengan masing-masing kelompok berisi 10-20 petani. Sebaran potensi lahan tanam padi berada di Kecamatan Utara dan Timur.

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.