Ini Pembuat Masterplan Pemukiman Gafatar Samboja
BALIKPAPAN, inibalikpapan.com – Masih ingat dengan lokasi pemukiman warga eks Gafatar di desa Karya Jaya Rt 01 Kecamatan Samboja. Lokasi ini memang jauh dari pemukiman warga sekitarnya.
Mereka menempati lokasi yang terpencil dan berada didataran rendah dengan lahan gambut. Di areal itu, terdapat 14 unit rumah papan berwaran putih yang tertata rapi dan sejajar sedangkan satu unit belum selesai terbangun karena mereka harus dipulangkan. Ukurannya satu unit bangunan 8 x12 meter mampu menampung 4-5 kepala keluarga.
Di kawasan itu, juga terdapat jalan pemukiman selebar enam meter berupa tanah gambut. Terdapat pula fasilitas WC umum, dapur umum, tandon penampungan air termasuk dua perangkat sollar cell. Ini semua ada yang membuatnya. Dia adalah sosok pemuda yang kini mantan anggota Gafatar namun latar belakang pendidikan cukup menjanjikan yakni lulusan universitas negeri dari teknik sipil. Dia mengaku sebagai orang yang membuat masterplan pemukiman Gafatar Samboja.
“Saya bekerja sebagai kontraktor di Makasar tapi sekarang lebih banyak freelance,” tutur Djalil (28) yang juga disebut sebagai kordinator lapangan eks Gafatar Samboja ini.
Pemuda berperawakan kurus dan agak tinggi ini berasal dari kota Makasar. Menurutnya, sebelum membangun pemukiman Gafatar Samboja, dia melakukan survei lahan dikawasan itu.
Design pemukiman dibuat hanya dalam waktu satu hari namun pembangunan satu unit butuh satu pekan.“Ada teman di Samboja yang menunjukan lokasi itu. Setelah kita survei dan nilai cocok kita buat designnya,” tuturnya.“Saya bangun desing termasuk infrastruktur pendukung seperti jalan pemukiman, tambahnya.
Selasa Malam (26/1/2016) Djalil bersama 231 warga eks Gafatar Samboja dipulangkan dengan KM Bukit Siguntang menuju Makasar melalui pelabuhan Semayang, Balikpapan. Rabu siang ini diperkirakan kapal tiba. Mereka didampingi oleh 48 petugas gabungan dari Kabupaten Kutai Kartanegara.
Djalil bisa terjun ke kelompok Gafatar ini katanya karena ikut kawan-kawan di kota kelahiran. “Sangat nggak tahu kalau bisa diterima di lingkungan rumah. Saya yakin pasti dikucilkan,” tandasnya.
Meski demikian apa yang terjadi ini tidak disesali, dia akan kembali ke rumah orangtua. “Katanya akan ada pembinaan di pemerintah daerah Makasar setelah pemulangan ini,” tukas Djalil yang tinggal selama 5 bulan di Samboja. (andi)
BACA JUGA