Ini Resolusi Ibu Walikota Arita Effendi, Salah Satunya Tidak Disiplin Denda Rp50 Ribu
BALIKPAPAN,inibalikpapan.com – Salah satu kunci terpenting membuat seseorang, organisasi atau negara sukses adalah kedisplinan.
Disiplin merupakan sesusatu yang sulit untuk diterapkan namun disiplin bisa diterapkan secara paksa bahkan menerpakan unsur denda bagi pelanggarnya. Tentu faktor lain yang penting juga keteladanya sang pemimpinnya untuk memberikan contoh kedisplinan.
Sudah banyak contoh negara maju, salah satunya Singapura yang begitu cepat maju karena masyarakat dipaksa untuk taat dan disiplin.
Bagaimana dengan diri kita? Atau lingkungan kita? Organisasi kita ? ataupun mungkin kedisiplin dalam keluarga?
Pengurus PKK Kota Balikpapan pun sejak awal tahun 2016 mulai menerapkan disiplin dan denda. Ketua PKK Balikpapan Arita Effendi menyatakan ada tiga resolusi 2016 yang dijalankan saat ini bersama seluruh anggota dan pengurus PKK Kota Balikpapan.
Menurutnya resolusi yang dilakukan merupakan refleksi dari tahun 2015 lalu dan tahun sebelumnya. Di resolusi 2016 seluruh pengurus PKK Balikpapan diwajibkan menanamkan kedispilinan. inilah komitmen bersama yang kini baru berjalan belum satu bulan namun hasilnya sudah dirasakan.
“Resolusi pertama kita menanamkan disiplin untuk diri sendiri. Kita belajar dari hal kecil seperti tepat waktu (ontime). Kita beri penghargaan kalau disiplin ini ditegakkan dan dijalankan. Tapi kalau merugikan orang lain(terlambat hadir) kita beri denda ya. Mereka harus sedekah Rp50 ribu,” jelasnya (24/1/2016).
Resolusi kedua yakni komitmen menjaga lingkungan dimanapun berada. Lanjutnya saat PKK menggelar kegiatan maka setiap anggota wajib menjaga kebersihan lingkungan. “Kalau kita pakai ruang rapat tidak boleh ada kotoran sedikit. Harus bersih seperti sedia kala,” tuturnya.
Terkait ini, PKK Balikpapan lanjutnya sudah membiasakan menyediakan pemisahan dan pemilahan sampah. Hal ini seiring dengan kebijakan pemerintah kota yang mengurangi keberadaan sampah rumah tangga.“Pengelolaan sampai rumah tangga penting sekali. Kita coba terus sosialisasikan agar ibu-ibu bisa melakukan pemisahan sampah. karena penting sekali mengurangai sampah rumah tangga,” imbuhnya.
Resolusi ketiga yang dilakukan PPK Balikpapan yakni belajar mendengarkan orang lain saat berbicara. Ternyata kata Arita konsep ini juga mengajarkan belajar sabar. “Kita dengarkan, sabar menerima masukan/saran dan kritik lalu kita analisa dan komunikasikan kembali dan itu out putnya baik sekali. Kalau tidak mendengar orang bicara kita tidak lebih baik dari orang tersebut,” terangnya.
Resolusi ini walaupun baru berjalan beberapa hari, hasilnya dan manfaatnya sudah dirasakan. Sekarang ini seluruh kegiatan yang dilakukan PKK benar-benar dijalankan dengan tepat waktu.“Saat supervisi, monitirong kegiatan di kecamatan bisa on time, ternyata banyak waktu yang bisa kita kelola. Pulang lebih cepat, kegiatan lain bisa dilaksanakan pula. Itulah hasil kedisplinan yang kita terapkan,” sebutnya.
Di lingkungan PKK Balikpapan tutur Arita, banyak anggota dan pengurus yang kritis dan pintar-pintar karena memiliki back ground pendidikan yang beragam. Dalam diskusi tak jarang upaya ini kerap juga diperdebatkan. “Karena itu nggak bisa frontal,” tandasnya.
Arita menambahkan dengan resolusi itu, waktupun menjadi lebih berkualitas, kegiatan rapat ataupun lainya dapat berjalan lebih efektif dan efisien. Hasil ini telah banyak memberikan pengalaman ini terutama dalam mengelola waktu. Hal ini juga diyakini berdampak pada kemampuan seseorang untuk lebih menghargai orang lain dan waktu.
Wanita berjilbab ini berharap, resolusi seperti ini juga dapat digetuk tularkan dan diikuti oleh masyarakat luas. Muara semua ini, nantinya akan kembali pada masyarakat itu sendiri yakni menjadikan masyarakat kota Balikpapan yang maju, beradab, peduli dan menghargai satu sama lain. sehingga cita-cita luhur menjadikan kota ini aman dan nyaman dihuni dapat cepat tercapai.(andi)
BACA JUGA