BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Pemerintah Kota Balikpapan mengalokasikan Rp6,4 miliar untuk program Kejadian Luar Biasa Difteri yang telah ditetapkan resmi 3 Januari 2018.
Kebutuhan dana sebesar 6,4miliar diperuntukan untuk pemberian vaksin Rp4.4 miliar dan Rp2 miliar untuk sosialisasi.
” Dana itu digunakan untuk persiapan penanganan kasus jika dilakukan ORI bagi 100 kasus positif Difteri. Mudah-mudahan tidak ya. Rincian Rp4,1 miliar untuk penanganan 100 kasus dan sisanya untuk pelaksanaan ORI,” beber Kabid Pencegahan dan Penanggulangan penyakit Menular DKK dr. Esther Vonny dalam penjelasan KLB Difteri, Rabu sore.
Vonny menyebutkan kebutuhan vaksin usia 1-4 yakni vaksin DPT HB Hib sebanyak 5.878 fial namun yang tersedia 2.129 fial.
Sedangkan untuk vaksin DT Tetanus usia anak 5-7 tahun kebutuhan 4.288 fial. Namun tersedia DT tetanus 191 fial.
Kemudian Usia lebih 7 tahun -19 tahun
Membutuhkan 20.929 fial saat ini hanya tersedia 945 fial.
“Kita dapat dukungan penuh dari Dinas Kesehatan provinsi untuk melakukan ORI (outbreak response Immunization) ini tindakan menghadapi KLB Difteri untuk kebutuhan DPT HB Hib itu secara penuh disupport Dinas Kesehatan provinsi,” ungkapnya.
Sedangkan kebutuhan vaksin anak usia 5-7 tahun saat ini menurut Vonny dalam proses bantuan ke Kementerian Kesehatan RI.
Vonny menyebutkan saat ini pasien positif Difteri telah sembuh dan Rabu ini sudah dibolehkan pulang ke rumah.
“Saat sakit diisolasi di ruang khusus di RSKD sejak 22 Desember dilakukan pengobatan dan sekarng ini sudah sembuh boleh pulang hari ini,” ungkapnya.
Kepala DKK Balikpapan Balerina menjelaskan pasien yang positif dan dinyatakan sudah sembuh, tidak perlu ditakutkan atau sampai mengucilkan.
“Kalau sudah sembuh tidak apa-apa tidak perlu takut karena sudah dinyatakan sembuh dan tidak menular lagi,” tandasnya.
Difteri menurutnya dapat dicegah melalui vaksinasi lengkap. Bayi 0-6 tahun yang sudah vaksinasi diharapkan tidak mudah terserang penyakit ini namun pencegahan penyakit Difteri ini menyerang pernapasan akut yang menyebabkan orang demam, sulit bernapas dan bisa meninggal dunia, harus terus dilakukan.
“Yang kita takutkan kalau bakteri difteri ini mengelurkan toksin beracun yang menyebabkan gangguan jantung dan yang bersangkutan langsung meninggal mendadak. Ini yang kita takutkan,” imbuhnya.
Cara penularan menurutnya gampang sekali. ” Kalau ngomong seperti ini bisa menular, atau bersin, kontak dengan alat makan dan minum dan kontak dari luka terbuka,” tukasnya.