Israel Ledakkan Rumah dan Sekolah Tempat Para Pengungsi di Jabalia Gaza
YERUSALEM, inibalikpapan.com – Pasukan Israel ledakkan ratusan rumah, kepung puluhan sekolah serta tempat penampungan bagi para pengungsi, Senin (21/10/2024) di Jabalia, Jalur Gaza utara, begitu kata penduduk dan petugas medis.
Mereka juga menangkap pria dan memerintahkan wanita untuk meninggalkan kamp, kata mereka.
Petugas medis di Rumah Sakit Indonesia mengatakan kepada Reuters bahwa pasukan Israel menyerbu sebuah sekolah dan menahan para pria sebelum membakar fasilitas itu.
Api mencapai generator rumah sakit dan menyebabkan pemadaman listrik, mereka menambahkan.
Pejabat kesehatan mengatakan mereka menolak perintah tentara Israel untuk mengevakuasi tiga rumah sakit di daerah itu atau meninggalkan pasien tanpa pengawasan.
Pasukan tetap berada di luar rumah sakit tetapi tidak masuk, kata mereka.
Petugas medis di rumah sakit kedua, Kamal Adwan, melaporkan tembakan hebat Israel di dekat rumah sakit pada malam hari.
“Tentara membakar sekolah-sekolah di sebelah rumah sakit, dan tidak seorang pun dapat masuk atau meninggalkan rumah sakit,” kata seorang perawat di Rumah Sakit Indonesia, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya.
Pejabat kesehatan Palestina mengatakan 18 orang telah tewas di Jabalia dan delapan orang di tempat lain di Gaza dalam serangan Israel.
Militer Israel mengatakan pasukannya melanjutkan operasi darat di seluruh Jalur Gaza.
Dalam sebuah pernyataan selama sehari terakhir, pasukan Israel membongkar infrastruktur militan dan terowongan serta membunuh para pejuang di daerah Jabaliya.
Israel telah mengintensifkan operasinya di Gaza dan Lebanon beberapa hari setelah pembunuhan pemimpin Hamas Yahya Sinwar.
Tekad Israel basmi militan Hamas yang sebelumnya menguasai Gaza justru menghancurkan sebagian besar wilayah dan menewaskan puluhan ribu orang.
Lebih dari 1,9 juta orang telah kehilangan tempat tinggal di tengah krisis kemanusiaan tersebut.
Kehabisan Persediaan Medis
Hadeel Obeid, seorang perawat pengawas di rumah sakit Indonesia, tempat 32 pasien saat ini dirawat, mengatakan mereka kehabisan persediaan medis.
“Kain kasa steril akan habis dan kami bisa memberi obat kepada mereka,” katanya kepada Reuters melalui pesan singkat.
Obeid mengatakan pasokan air telah terputus dan tidak ada makanan selama empat hari berturut-turut.
Dia mengimbau organisasi internasional untuk mengambil tindakan guna menyelamatkan yang terluka.
PBB mengatakan tidak dapat mencapai tiga rumah sakit di Gaza utara. Mereka menuntut akses untuk memungkinkan bantuan masuk ke wilayah Gaza utara.
Kantor Hak Asasi Manusia PBB mengatakan semakin khawatir bahwa cara militer Israel melakukan permusuhan di Gaza Utara.
Termasuk dengan campur tangan yang melanggar hukum terhadap bantuan kemanusiaan dan perintah yang mengarah pada pemindahan paksa.
Israel mengatakan mereka mengirimkan sejumlah besar pasokan kemanusiaan ke Gaza, termasuk Jabalia, melalui pengiriman darat dan udara.
Klaim Israel juga telah memfasilitasi evakuasi pasien dari Rumah Sakit Kamal Adwan.
Namun warga Palestina mengatakan tidak ada bantuan yang masuk ke wilayah Gaza utara tempat operasi tersebut berlangsung.
Pasukan Israel Perketat Kepungan Kamp Jabalia Gaza`
Warga dan petugas medis mengatakan pasukan Israel telah memperketat pengepungan mereka di Jabalia dengan mengirimkan tank ke kota-kota terdekat Beit Hanoun dan Beit Lahiya. Israel juga mengeluarkan perintah evakuasi kepada warga.
“Kami menghadapi kematian akibat bom, kehausan, dan kelaparan,” kata Raed, seorang warga kamp Jabalia. “Jabalia sedang disapu bersih dan tidak ada saksi mata atas kejahatan itu.”
Pejabat Israel mengatakan perintah evakuasi warga di kamp Jabalia, Gaza itu bertujuan untuk memisahkan pejuang Hamas dari warga sipil.
Pihak mereka dan membantah adanya rencana sistematis untuk mengusir warga sipil dari Jabalia atau wilayah utara lainnya.
Sementara Hamas menuduh Israel melakukan tindakan genosida dan pembersihan etnis terhadap penduduk Gaza utara untuk memaksa mereka pergi.
BACA JUGA