Israel Sebut UNIFIL Tak Berguna
YERUSALEM, inibalikpapan.com – Menteri Energi Israel Eli Cohen katakan pasukan penjaga perdamaian PBB atau disebut United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL) tak berguna.
Menurutnya, UNIFIL gagal melindungi warga Israel dari serangan Hizbullah.
“Negara Israel akan melakukan segalanya untuk memastikan keselamatan warganya. Jika PBB tidak dapat membantu, setidaknya PBB tidak boleh ikut campur. Lebih baik pindahkan personelnya dari zona pertempuran,” katanya seperti dikutip dari akun X miliknya.
Pihak UNIFIL sebut mengatakan dua tank Merkava Israel menghancurkan gerbang utama sebuah pangkalan.
Lalu masuk secara paksa sebelum fajar pada hari Minggu, 13 Oktober 2024. Pernyataan UNIFIL melanjutkan bahwa ada ledakan 100 meter dari markas UNIFIL setelah tank-tank itu pergi.
Asap yang berhembus melintasi pangkalan dan membuat beberapa personel UNIFIL sakit.
Sementara itu, Hizbullah membantah gunakan pasukan PBB itu sebagai perisai manusia seperti tuduhan perdana menteri Israel Benjamin Netanyahu.
UNIFIL mengatakan serangan Israel sebelumnya terhadap menara pengawas, kamera, peralatan komunikasi, dan lampu telah membatasi kemampuan pemantauannya.
Sumber-sumber PBB mengatakan mereka khawatir pelanggaran hukum internasional apa pun dalam konflik tersebut tidak akan dapat terpantau.
Negara-negara anggota Uni Eropa terlalu lama mengutuk serangan Israel terhadap tentara UNIFIL di Lebanon, kata kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell pada hari Senin (14/10/2024), yang menggambarkan serangan tersebut sebagai “sama sekali tidak dapat diterima”.
Negara-negara Uni Eropa, yang dipimpin oleh Italia, Prancis, dan Spanyol, memiliki ribuan tentara dalam misi penjaga perdamaian beranggotakan 10.000 orang di Lebanon selatan.
Mereka katakan pasukan Israel berulang kali lakukan serangan dalam beberapa hari terakhir.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin sempat tegaskan pentingnya Israel ambil semua tindakan untuk memastikan keselamatan dan keamanan pasukan UNIFIL dan Angkatan Bersenjata Lebanon.
Ia katakan hal ini melalui panggilan telepon kepada menteri pertahanan Israel Yoav Gallant pada Minggu, 13 Oktober 2024.
BACA JUGA