ITK Menyelaraskan Dunia Kerja Melalui Pengembangan Kurikulum Lokal


BALIKPAPAN,  INIBalikpapan.com — Program Studi Teknik Elektro Institut Teknologi Kalimantan (ITK) menggelar Diskusi Publik dan Evaluasi Prodi Elektro  bertempat Aston, Senin pagi (09/09/2019).

Kegiatan ini merupakan agenda rutin 5 tahunan yang dilakukan oleh 14 Program Studi (Prodi) di ITK dalam rangka memajukan kualitas pendidikan di perguruan tinggi memulai perkuliahan pada tahun 2012 tersebut. Dari 14 Prodi sudah 7 Prodi yang dilakukan evaluasi bersama melibatkan perguruan tinggi, perusahaan dan pemerintah kota.

Wakil Rektor Bidang Akademik ITK- Nurul Widiastuti mengatakan pihaknya menginginkan konsep desain kuirikulum yang tidak hanya diisi dengan mata kuliah pada Prodi Teknik seperti perguruan tinggi lainnya. Namun ada penambahan materi lokal yaitu konten Kalimantan dengan segala potensinya.

“Mata kuliah wajib tetap ada karena keilmuan. Yang beda di daerah mata kulah pilihan, nanti dikemas sesuai di lokal konten kalimantan dengan segala potensinya,” kata Nurul.

Nurul mengatakan ITK berupaya mendukung pembangunan di kalimantan berdasarkan potensi lokal. Mahasiswa ITK yang merupakan warga Kaltim pada umumnya diharapkan setelah lulus diterima kerja di daerahnya masing-masing. Sebab dengan adanya tambahan mata kuliah lokal, mempermudah peluang kerja mahasiswa ITK ketika bersaing di dunia kerja. 

“Daerah kalimantan masih banyak yang perlu tenaga kerja. Sehingga problemnya kalau ambil dari jawa akan beda ahasilnya. Kalau ambil dari ITK orang kalimantan, mereka bisa melamar di perusahaan. Kami memikirkan bagaimana peningktanan kualtas lulusan sehingga harapan kedepan tidak kalah lulusan ITK dengan lulusan jawa,” ujarnya.


Selain membahas mengenai materi lokal konten kalimantan dalam mata kuliah, dalam diskusi ini juga membahas mengenai program magang mahasiswa ITK. Untuk menyesuaikan kelulusan mahasiswa sesuai waktunya, mata kuliah magang bisa dikonversikan dengan mata kuliah lainnya.

Nurul menjelaskan, sebagian mahasiswa memilih perusahaan tempat ia magang berlokasi cukup jauh dari kampus. Terkadang pihak perusahaan juga meminta mahasiswa magang untuk bekerja sesuai peraturan jam kerja. Sehingga tidak memiliki waktu untuk mengikuti mata kuliah di kampus.

“Konsepnya nanti magang bisa enam bulan full. Dengan ini mahasiswa tidak harus tambah masa studi sehingga bisa dikonversi dengan mata kuliah yang lain. Agar bisa lulus standar maksimal delapan setengah semester. Kalau perusahaan jauh dari lokasi kampus tidak bisa wara-wiri, harus stay. Maka kami full kan enam bulan nda harus kuliah disana,” tukasnya.

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.