Jimmy Carter Meninggal di Usia 100
GEORGIA, inibalikpapan.com – Presiden AS ke 39 Jimmy Carter meninggal dunia di usia 100 pada Minggu 29 Desember 2024 sore waktu setempat di rumahnya di Plains, Georgia.
Carter menjabat sebagai presiden ke-39 selama satu masa jabatan dari tahun 1977 hingga 1981.
Ia merupakan presiden dengan masa hidup terlama dalam sejarah AS.
Tahun lalu dia mulai menerima perawatan rumah sakit di rumah setelah menderita masalah kesehatan, termasuk melanoma yang menyebar ke hati dan otaknya
“Ayah saya adalah seorang pahlawan. Tidak hanya bagi saya tetapi bagi semua orang yang percaya pada perdamaian, hak asasi manusia, dan cinta yang tidak egois,” kata Chip Carter, anak dari Jimmy Carter.
Sebagai seorang Demokrat, ia menjabat sebagai presiden dari Januari 1977 hingga Januari 1981. Ia kalahkan Presiden petahana dari Partai Republik Gerald Ford pada pemilu AS tahun 1976
Carter lengser empat tahun kemudian dengan kemenangan telak dalam pemilu dari Partai Republik Ronald Reagan, mantan aktor dan gubernur California
Saat menjabat sebagai presiden, tercapailah perjanjian Camp David tahun 1978 antara Israel dan Mesir, yang membawa stabilitas di Timur Tengah.
Namun pemerintahan ini dirundung resesi ekonomi dan ketidakpopuleran yang terus-menerus.
Pemerintahannya ini dapatkan cercaaan akibat krisis penyanderaan di Iran yang menghabiskan 444 hari terakhir masa jabatannya.
Dalam beberapa tahun terakhir, Carter mengalami beberapa masalah kesehatan termasuk melanoma yang menyebar ke hati dan otaknya.
Kesan Petinggi AS di Saat Jimmy Carter Meninggal
Presiden AS Joe Biden menggambarkan Carter sebagai “orang yang berprinsip, beriman, dan rendah hati.
Sementara Presiden terpilih Donald Trump mengatakan orang Amerika berutang budi kepada Carter.
Sedangkan Bill Clinton mengatakan Carter hidup untuk melayani orang lain.
Carter memutuskan untuk menerima perawatan rumah sakit pada Februari 2023 daripada menjalani intervensi medis tambahan. Istrinya, Rosalynn Carter, meninggal pada 19 November 2023, pada usia 96 tahun.
Carter meninggalkan jabatannya dengan sikap yang sangat tidak populer tetapi bekerja dengan penuh semangat selama beberapa dekade untuk tujuan kemanusiaan.
Ia dapatkan Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 2002 sebagai pengakuan atas usahanya yang tak kenal lelah untuk menemukan solusi damai terhadap konflik internasional.
Ia juga punya kepedulian memajukan demokrasi dan hak asasi manusia, serta untuk mendorong pembangunan ekonomi dan sosial.
BACA JUGA