Kaltim Masih Lumbung Gas Nasional
BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com- Meski memiliki lapangan sumur tua, namun PHM yang mengoperasionalkan wilayah kerja di Blok Mahakam masih mendominasi dalam produksi migas di wilayah Kalsul.
PHM memberikan kontribusi dalam lifting migas di Kaltim pada periode Januari-Mei 2019 ini sebanyak 57 persen atau 39.695 BOPD disusul PHKT 17 persen, PHSS (Pertamina Hulu Sanga-Sanga) 14 persen, Pertamina EP Kaltim 9 persen, Chevron Makasar 2 persen dan Chevron Rapak 1 persen.
“Realisasi lifting minyak nasional selama periode Januari –Mei 2019 sebesar 751.015 BOPD. Kaltim berkontribusi sebanyak 69.876 BOPD atau 9 persen dari total lifting nasionalselama kurang waktu tersebut. Bisa dikatakan Kaltim sebagai lumbung gas nasional,” ungkap Kepala SKK Migas Kalsul Syaifudin didamping Kepala Departemen Kehumasan Sebastian Julius dan Jajaranya dalam jumpa pers capaian kerja KKKS hingga Mei 2019 di kantor SKK Migas (27/6/2019).
Sedangkan untuk target lifting APBN untuk wilayah kerja Kalsul minyak sebesar 111.233 BOPD dengan realsasi 91.336 BOPD. Dan target gas sebesar 2547 MMSCFD dan realisasinya sebesar 1.945 MMSCFD hingga Mei 2019.
“Umumnya lifting (migas yang dijual) itu lebih kecil daripada produksi. Misalnya produksi 10 lifting bisa dibawah itu. Bisa juga karena keperluan produksinya, bisa juga sebagai stok. Lifting itu apa yang dijual makanya angkanya berbeda,” jelasnya.
Kontribusinya lifting Kalsul untuk minyak 12 persen dan gas 33 persen dari lifting nasional. Angka kontribusi ini menurutnya masih sangat signifikan karena itu pihaknya mengharapkan operasional perusahaan migas di Kalsul yang banyak operasional di Kalimantan mendapat dukungan dari semua pihak.
Syaifudin juga mengungkapkan sejumlah kegiatan ekplorasi telah dilakukan pemboran Sumur Eksplorasi Bella-3 di Kabupaten Berau oleh Caelus Energy South Bengara II dengan TD 2765 ft diselesaikan pada Semester I 2019 (Gas Discovery). “Kemudian terdapat 4 rencana pemboran oleh Krisenergy (Tanjung aru) BV, PT. Kalisat Energi Nusantara dan Caelus Energy South Bengara II pada semester II th 2019,” bebernya.
Saat ini SKK Migas telah mengimplementasikan SNI ISO 37001:2016 tentang Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) dalam menjalankan pengawasan dan pengendalian industri hulu migas dan telah mendapatkan akreditasi SNI ISO 37001 dan sertifikat dari Lembaga Sertifikasi Sistem Manajemen Anti Penyuapan (LSSMAP) pada tanggal 26 Oktober tahun 2018.
“ SMAP merupakan salah satu upaya SKK Migas untuk meningkatkan tata kelola Hulu Migas yang baik dan bersih dari praktik penyuapan,” jelas Lely Sondakh Manager Keuangan dan Adminstasi dalam kesempatan yang sama.
Lanjutnya, penerapan SMAP di SKK Migas membantu SKK Migas untuk lebih fokus menjalankan tugas pokok dan fungsinya di industri hulu migas dengan menghindari dan menghilangkan gangguan dari praktik-praktik penyuapan.
“Penerapan sisitem ini juga dapat menjaga reputasi SKK Migas sesuai dengan prinsip-prinsip tata kelola yang baik (good governance),” tukasnya.
BACA JUGA