Kanselir Jerman Khawatirkan Intervensi Elon Musk Jelang Pemilu
BERLIN, inibalikpapan.com — Kanselir Jerman Olaf Scholz katakan tak peduli terhadap komentar pribadi pedas Elon Musk kepada dirinya.
Tetapi ia justru khawatir AS melakukan hal yang sama karena orang terkaya di dunia itu berupaya untuk terlibat dalam pemilihan umum dengan mendukung partai sayap kanan AfD atau Alternative for Germany.
Scholz bereaksi setelah Musk, sekutu dekat AS. Presiden terpilih Donald Trump, menyebut kanselir tersebut bodoh setelah pemerintahan koalisinya runtuh pada bulan November.
Musk juga terang-terangan mendukung AfD dalam sebuah artikel opini yang ia tulis untuk sebuah surat kabar populer di Jerman.
Scholz juga ketua Partai Sosial Demokrat Jerman (SPD).
Dalam wawancara dengan media Stern, pada Sabtu (4/1/2024), ia katakan kritik Musk itu bukan hal baru.
Ia katakan Musk tidak menghargai politik sosial demokrat dan tidak dapat menahan diri berpendapat.
“Saya harus tetap tenang,” kata Scholz kepada Stern. “Justru yang mengkhawatirkan adalah dukungan kepada ekstremis sayap kanan yang serukan pemulihan hubungan dengan Rusia pimpinan Putin dan ingin melemahkan hubungan transatlantik.”
AfD terpantau dinas intelijen dalam negeri Jerman sebagai ekstremis sayap kanan dan beberapa negara bagian Jerman sudah akui hal ini.
Jerman akan mengadakan pemilihan parlemen awal pada 23 Februari setelah koalisi tiga partai Scholz runtuh pada bulan November.
Hal ini terjadi setelah perselisihan mengenai bagaimana merevitalisasi perekonomian negara yang stagnan.
Musk baru-baru ini menimbulkan keributan setelah mendukung AfD dalam sebuah opini untuk Welt am Sonntag.
Opini ini menyebabkan pengunduran diri editor opini surat kabar tersebut, Eva Marie Kogel, sebagai bentuk protes.
“Alternatif untuk Jerman (AfD) adalah secercah harapan terakhir bagi negara ini,” tulis Musk dalam terjemahan komentarnya.
CEO Tesla Motors itu juga menulis bahwa investasinya di Jerman memberinya hak untuk mengomentari kondisi negara tersebut.
Partai AfD unggul di jajak pendapat. Namun kandidatnya, Alice Weidel, tidak memiliki peluang realistis untuk menjadi kanselir.
Pasalnya, partai-partai lain menolak bekerja sama dengan partai sayap kanan tersebut.
BACA JUGA