Keajaiban di Ruang Operasi: Perjuangan Memisahkan Bayi Kembar Siam
MAKASSAR, Inibalikpapan.com – Suasana tegang menyelimuti ruang operasi Pusat Pelayanan Ibu dan Anak Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo Makassar.
Enam dokter ahli bersiap, tangan mereka mantap namun hati tetap berdebar. Di atas meja operasi, dua bayi mungil yang selama enam bulan berbagi dada dan perut menanti keajaiban—kesempatan hidup sebagai individu yang terpisah.
Bayi perempuan asal Konawe, Sulawesi Tenggara ini lahir dalam kondisi dempet di bagian dada hingga perut. Namun, keberuntungan berpihak pada mereka: meskipun tampak menyatu, organ-organ vital masing-masing bayi berkembang sendiri-sendiri. Hal ini membuka peluang besar bagi tim medis untuk melakukan operasi pemisahan.
Persiapan Panjang Menuju Momen Penentuan
Selama berbulan-bulan, tim dokter melakukan penelitian mendalam terhadap kondisi kedua bayi. CT scan dan MRI menjadi panduan utama dalam menentukan strategi terbaik.
Dr. Sulmiati, Sp.BA, SubSp.U.A(K), salah satu dokter bedah anak yang menangani kasus ini, menyadari bahwa operasi ini tidak sekadar prosedur medis biasa.
“Pemisahan ini sangat kompleks. Salah sedikit bisa berakibat fatal,” ujarnya dilansir dari suara.com jaringan inibalikpapan.
Selain tim bedah anak, operasi ini juga melibatkan spesialis bedah toraks, anestesi, bedah plastik, serta tenaga medis pendukung seperti radiologi, patologi klinik, dan perawat berpengalaman. Mereka semua bekerja dengan satu tujuan: memberikan kehidupan yang lebih baik bagi dua bayi tersebut.
Pertaruhan Lima Jam di Meja Operasi
Selasa pagi, 25 Februari 2025, pukul 08.00 WITA, operasi dimulai. Selama lima jam berikutnya, ruang operasi dipenuhi ketegangan. Setiap sayatan dan jahitan dilakukan dengan presisi tinggi.
“Meskipun organ-organ mereka tidak menyatu, pemisahan jaringan otot, pembuluh darah, dan kulit menjadi tantangan besar,” jelas Dr. Sulmiati.
Ketakutan dan harapan berjalan beriringan. Namun, tim medis tetap berpegang pada keahlian dan pengalaman mereka. Hingga akhirnya, saat momen pemisahan benar-benar terjadi, seketika suasana berubah.
Senyap sejenak, lalu tepuk tangan kecil terdengar di ruangan—bukan untuk merayakan kemenangan pribadi, melainkan ungkapan syukur atas keberhasilan sebuah misi kemanusiaan.
BACA JUGA :

Perjalanan Baru Dua Bayi Mungil
Pasca operasi, kedua bayi segera dipindahkan ke ruang Pediatric Intensive Care Unit (PICU) untuk pemantauan ketat. Dr. Nadirah Rasyid Ridha, M.Kes, Sp.A(K), dokter spesialis anak yang menangani mereka, memastikan bahwa kondisi keduanya stabil.
“Jika perkembangannya baik, mereka bisa dipindahkan ke ruang High Care dalam 24 jam ke depan,” ujarnya.
Ada keharuan dalam suaranya. Bagi Nadirah, operasi ini bukan sekadar tugas medis, melainkan pengalaman emosional yang mendalam. Kini, dua bayi mungil itu dapat tidur dengan terlentang, tak lagi saling berhadapan seperti sebelumnya.
“Pasien ini rujukan dari Konawe dan ditanggung oleh BPJS. Kami merasa terpanggil untuk memberikan pelayanan terbaik,” tambahnya dengan mata berkaca-kaca.
Lebih dari Sekadar Prestasi Medis
Bagi Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo, keberhasilan ini bukan hanya pencapaian medis, tetapi juga bukti komitmen mereka sebagai pusat rujukan utama di Kawasan Timur Indonesia.
Profesor Syafri Kamsul Arif, Direktur RSUP Wahidin Sudirohusodo, mengungkapkan bahwa ini merupakan operasi pemisahan kembar siam kedua yang berhasil dilakukan di rumah sakit tersebut.
Namun, ada sesuatu yang membuatnya lebih spesial: operasi ini adalah yang pertama dilakukan di gedung Pusat Pelayanan Ibu dan Anak yang baru diresmikan oleh Presiden RI empat bulan lalu.
“Kami memiliki tenaga ahli dan fasilitas yang memadai untuk menangani kasus-kasus sulit seperti ini,” ujarnya bangga.
Hari itu, di balik ketegangan dan kerja keras, ada keajaiban yang lahir di ruang operasi. Dua bayi yang dahulu tak terpisahkan kini memiliki kesempatan untuk tumbuh dan menjalani hidup mereka sendiri.
Bagi para dokter dan tenaga medis, tak ada kebahagiaan yang lebih besar selain melihat dua nyawa kecil itu membuka lembaran baru dengan harapan yang lebih cerah.
BACA JUGA
