Kebakaran Di Balikpapan Didominasi Korsleting Listrik

Kepala BPBD Kota Balikpapan Silvi Rahmadina

BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com – Musibah kebakaran masih mebjadi momok di Kota Balikpapan, dalam kurun waktu yang berdekatan sudah terjadi tiga musibah kebakaran, pertama di kawasan Pandansari, dilanjutkan di kawasan Baru Ilir dan terbaru di kawasan Martadinata.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Balikpapan, Silvia Rhamadina mengatakan, kasus kebakaran periode Januari hingga September tahun 2022 mengalami penurunan jika dibandingkan periode yang sama di tahun 2021.

Menurut Silvi, hingga pertengahan awal September ini, tercatat telah terjadi kejadian kebakaran sebanyak 30 kasus.

Jumlah tersebut menurun dibandingkan angka kasus kebakaran yang terjadi di tahun 2021, yang tercatat mencapai 56 kasus. Sedangkan di tahun 2020, jumlah kasus kebakaran di Kota Balikpapan tercatat mencapai 38 kejadian.

“Untuk Tahun 2022 ini terjadi sebanyak 30 kejadian kebakaran di kota Balikpapan, yang terbesar terjadi di kawasan Padan Sari dan Gunung Polisi yang baru saja terjadi. Dan di kawasan Paldam, Jalan Soekarno Hatta yang terjadi pada bulan Maret lalu yang menyebabkan sebanyak 4 orang meninggal dunia,” ujar Silvia kepada media, Jumat (16/9/2022).

Ia menyampaikan dari sejumlah kasus yang terjadi, penyebabnya paling tinggi didominasi oleh korsleting arus listrik akibat instalasi yang tidak standar dan kurangnya perawatan berkala.

“Memang dua hari lalu berturut-turut terjadi kebakaran yang agak rawan hal itu karena memang kejadian tersebut terjadi di lokasi yang memang juga agak rawan. Padat penduduk dan lokasinya yang juga sulit dijangkau,” terangnya.

Selain itu, dirinya menambahkan, untuk yang ada di daerah Gunung Polisi juga pernah terjadi kebakaran di daerah situ. Sehingga masyarakat secara psikis juga agak trauma.

Dia menjelaskan, sebagian besar kebakaran yang terjadi di kota Balikpapan memang disebabkan korsleting arus listrik, sehingga pihaknya selalu mengingatkan kepada masyarakat untuk selalu memeriksa kondisi instalasi masing-masing di rumahnya. Termasuk mengawasi penggunaan arus listrik yang tidak terkontrol seperti ketika mengisi baterai handphone.

“Karena dari beberapa kejadian itu ada yang ngecash handphone di atas kasur kemudian terjadilah kejadian kebakaran. Sebenarnya, imbauan tersebut lebih pada mengefisienkan penggunaan listrik jadi kalau tidak digunakan lebih baik dimatikan saja,” tuturnya.

Sementara itu, Korban kebakaran di RT 18 dan 20 Jalan Pandansari, Balikpapan Barat, Kalimantan Timur, akan mendapatkan bantuan uang sewa rumah sementara.
 

Kabid Rehabilitasi dan Rekontruksi BPBD Kota Balikpapan, M Hakim mengatakan, saat ini tim masih melakukan verifikasi data korban kebakaran tersebut.

“Tim Dari Dinas Sosial, Kecamatan Balikpapan Barat, Kelurahan Margasari, didampingi Babinsa dan Bhabinkabtimas, Ketua RT 18 dan 20 melakukan verifikasi lapangan korban bencana kerusakan dan korban-korban personal,” jelas Hakim.

Setelah itu baru tim akan mengajukan bantuan untuk hunian sementara bagi korban kebakaran. Baik yang hanya kos, penyewa, maupun pemilik rumah.

Namun demikian, berdasarkan Peraturan Wali Kota, bantuan ini hanya bisa diterima warga yang memegang KTP Balikpapan. Bantuan yang diberikan bervariasi, mulai dari untuk tiga bulan, enam bulan hingga satu tahun. Bantuan yang diberikan dalam bentuk uang.

“Bantuan diberikan kepada kepala keluarga. Kalau pemilik rumah mendapat Rp750 ribu selama 12 bulan. Penyewa berkeluarga Rp500 ribu,” ujarnya.

Bantuan sejumlah tersebut saat ini setidaknya bisa menutupi separuh dari biaya sewa rumah per bulannya.

Pihak Kecamatan Balikpapan Barat dan Kelurahan Margasari juga membuat pos di dekat lokasi kebakaran untuk menerima bantuan dan dapur umum.

Untuk diketahui, Kebakaran di Pandansari terjadi, Rabu (7/9) sekira pukul 14.50 WITA, dan baru dapat benar-benar dikuasai jelang pukul 22.00 WITA. Diperlukan 18 unit pemadam kebakaran dari pemerintah kota, kepolisian, dan Pertamina untuk memadamkan api.

Wali Kota Rahmad Mas’ud mendatangi lokasi kejadian bakda Magrib pada hari tersebut. Wali Kota menyapa warga dan menyampaikan keprihatinan Pemerintah Kota.

“Kami berharap, juga berdoa bagi korban rumahnya terbakar diberikan kesabaran. Bersama ini juga kita siapkan fasilitas tenda dan dapur umum,” katanya.

Pada kesempatan itu juga Kepala BPBD Balikpapan Silvi Rahmadina menjelaskan kenapa proses pemadaman berlangsung hingga lebih dari 3 jam.

“Di lingkungan itu selain rumah, juga banyak rumah toko dan gudang. Barang dagangan ini ada kain, ada pangkalan elpiji, toko plastik, hingga bengkel. Pemukimannya juga padat dengan jalan akses sempit,” paparnya.

Selama kebakaran juga banyak warga datang menonton, menghalangi gerak petugas untuk sigap menjinakkan api.

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.