Risiko Hipertensi
Kebiasaan olahraga sejak muda menurunkan risiko hipertensi (Pixabay)

Kebiasaan Olahraga Sejak Muda Hindarkan Risiko Hipertensi

CALIFORNIA, inibalikpapan.com –  Penelitian terbaru sebutkan bahwa risiko tekanan darah tinggi atau hipertensi meningkat seiring bertambahnya usia.

Perlu rencana jangka panjang dengan menjaga rutiitas olahraga hingga usia paruh baya.

Menurut penelitian yang melibatkan lebih dari 5.000 orang di 4 kota AS,  faktor sosial dapat menjadi penghambat.

“Remaja dan mereka yang berusia awal 20-an mungkin aktif secara fisik. Tetapi pola ini berubah seiring bertambahnya usia,” penulis penelitian dan ahli epidemiologi Kirsten Bibbins-Domingo dari University of California, San Francisco (UCSF).

Penelitian tersebut diterbitkan dalam American Journal of Preventive Medicine. Banyak penelitian buktikan olahraga dapat menurunkan risiko hipertensi.

“Namun, penelitian terbaru indikasikan mempertahankan aktivitas fisik sejak masih muda sangat penting dalam untuk mencegah hipertensi,” kata Bibbins-Domingo.

Hipertensi, populer tekanan darah tinggi, adalah kondisi serius yang memengaruhi miliaran orang di seluruh dunia.

Kondisi ini dapat menyebabkan serangan jantung dan stroke serta  merupakan faktor risiko untuk mengembangkan demensia di kemudian hari.

Setiap Tahun 300 Ribu Orang Meninggal Karena Stroke, 6 Ribu Bayi Meninggal Karena Kelainan Jantung

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lebih dari satu dari empat pria dan sekitar satu dari lima wanita menderita hipertensi.

Namun, mayoritas individu dengan tekanan darah tinggi bahkan tidak tahu bahwa mereka mengalaminya.

Tak heran  kondisi ini terkenal sebagai ‘silent kiler’.

Risiko Hipertensi Menurun Dengan Pola Hidup Sehat Sejak Muda

Namun, ada cara untuk mengatasi tekanan darah tinggi yakni olahraga sejak muda, bukan sejak memasuki usia 50 an. Lebih dari 5.100 orang dewasa turut dalam penelitian ini.

Pelacakan kesehatan mereka selama tiga dekade adalah penilaian fisik dan kuesioner tentang kebiasaan olahraga, status merokok, dan asupan alkohol.

Pada setiap penilaian klinis, pengukuran tekanan darah tiga kali, dengan jarak satu menit.

Untuk analisis data, pengelompokan peserta  dalam empat kategori berdasarkan ras dan jenis kelamin. Hasilnya tingkat aktivitas fisik menurun dari usia 18 hingga 40 tahun.

Tingkat hipertensi meningkat dan aktivitas fisik menurun selama beberapa dekade berikutnya.

Menurut para peneliti, hal ini menunjukkan bahwa masa dewasa muda merupakan momen penting melakukan upaya mencegah hipertensi di usia paruh baya. Caranya dengan upaya kesehatan yakni meningkatkan olahraga.

“Hampir setengah dari peserta penelitian di masa dewasa muda memiliki tingkat aktivitas fisik yang kurang optimal.  Secara signifikan terkait dengan timbulnya hipertensi. Berarti individu perlu meningkatkan standar minimum untuk aktivitas fisik,” kata penulis utama Jason Nagata, pakar UCSF dalam bidang kedokteran dewasa muda.

Ketika para peneliti mengamati orang-orang yang telah melakukan lima jam olahraga sedang selama seminggu di usia muda, risiko hipertensi turun secara signifikan.

Terutama jika mereka mempertahankan kebiasaan olahraga mereka hingga usia 60 tahun.

Namun, tidak mudah untuk meningkatkan aktivitas fisik mingguan jika tidak terbiasa menjalankan pola hidup sehat.

“Hal ini mungkin terjadi terutama setelah sekolah menengah atas ketika kesempatan untuk aktivitas fisik berkurang. Biasanya saat seseorang mulai kuliah dan masuk dunia kerja. Terlebih saat menjadi orang tua sehingga waktu luang terkikis,” kata Nagata.

Penelitian ini dipublikasikan dalam American Journal of Preventive Medicine.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Networks

suara