Kebijakan Tapera Ramai-Ramai Diprotes Buruh, Prabowo: Kita Cari Solusi Terbaik

Capres-Cawapres nomor urut 2, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka mengenakan kemeja kotak-kotak bernuansa biru muda. (Suara.com/Novian)

JAKARTA, inibalikpapan.com – Presiden terpilih Prabowo Subianto angkat bicara mengenai polemik pemotongan gaji pekerja untuk Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera).

Polemik ini mencuat setelah Presiden Jokowi menandatangani Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 21 Tahun 2024 tentang Tapera.

Prabowo menyatakan akan mempelajari peraturan tersebut terlebih dahulu dan berjanji mencari solusi terbaik.

Meski begitu, Prabowo tak merinci solusi apa yang tepat untuk pemerintah lakukan merespons polemik tersebut.

“Kita akan pelajari dan kita cari solusi yang terbaik,” kata Prabowo di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (6/6/2024), melansir Suara, jaringan inibalikpapan.com.

Ribuan Buruh Turun ke Jalan

Sebelumnya, massa buruh dari berbagai elemen memenuhi kawasan Patung Kuda, Jalan Medan Merdeka Barat, Kamis (6/6/2024).

Presiden Partai Buruh, Said Iqbal, mendesak pemerintah mencabut Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 21 tahun 2024 tentang Tapera dalam waktu 7 hari.

“Tapera harus dicabut segera dalam kurun waktu 1×7 hari,” kata Said Iqbal, Kamis.

Iqbal mengemukakan beberapa alasan mendesak pencabutan Tapera, terutama ketidakpastian bagi peserta, termasuk buruh, TNI, Polri, dan ASN dalam mendapatkan rumah.

“Tidak ada kepastian terhadap peserta Tapera termasuk buruh, TNI Polri, ASN mendapat rumah,” katanya.

Ia juga menyatakan bahwa pemotongan upah oleh pemerintah tidak masuk akal, merinci perhitungan upah untuk pekerja yang berada di bawah nominal layak.

“Ini programnya adalah perumahan dengan rata-rata upah Rp 3,5 juta, rata-rata upah ya untuk Indonesia kalau kena potong 3 persen berarti kan 105 ribu,” katanya.

“Setahun kali 12, Rp1,26 juta. Kalau sepuluh tahun berarti cuma Rp12,6 juta, katakanlah 20 tahun kena potong iurannya (masih) hanya Rp25,2 juta, mana ada rumah harganya Rp12,6 juta sampai Rp25,2 juta,” tambahnya.

Iqbal menegaskan bahwa dengan jumlah potongan tersebut, tidak mungkin cukup untuk membayar uang muka rumah. Ia mempertanyakan tujuan pengumpulan uang iuran Tapera.

“Untuk mendapatkan uang muka rumah itu tidak mungkin cukup. Jadi Tapera di desain hanya untuk tidak punya rumah, pertanyaannya, uang iuran ini pemerintah kumpulkan untuk apa?” ucap Iqbal.

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.