Kekerasan Seksual Pada Anak di Balikpapan Tahun 2015 Capai 150 Kasus
BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Kasus kekerasan seksual pada anak di Kota Balikpapan setiap tahun terus meningkat. Hal itu karena masih banyak warga yang takut melapor ke polisi atau Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Balikpapan.
Berdasarkan data P2TP2A Balikpapan jumlah kasus kekerasan seksual pada anak sejak tahun 2014 meningkat tajam. Sebelumnya pada tahun 2012 terdapat 36 kasus, tahun 2013 ada 38 kasus, tahun 2014 67 kasus, tahun 2015 150 kasus. dan 2016 ini 52 kasus.
Ketua P2TP2A Balikpapan Arita Effendi mengatakan, banyak kasus kekerasan seksual pada anak justru dilakukan orang terdekat atau masih ada ikatan darah ayah kandung maupun kakeknya. Karenanya jarang dilaporkan ke pihak berwajib.
“Baru-baru ini bahkan seorang anak umur 10 tahun bukan anak Balikpapan tapi anak Kubar tapi dia dititipkan di Balikpapan dilecehkan oleh bapaknya sendiri (proses pengadilan) kemduian dilecehkan adik kakeknya coba bayangin. Kasian betul anak ini,” kata Arita Effendi.
Kerananya Arita berharap keberadaan layanan konseling ramah anak dan remaja (Konsera) ang ada baru diresmikan di kantor Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMP2KB) pada Selasa lalu, akan makin mengurangi angka kasus kekerasan seksual pada anak di Balikpapan.
“Program P2 kita awal ajaran baru mengadakan konseling dengan orangtua murid dalam pola asuh. Sasaran usia SD 4-5 karena anak SD itu masa-masa perubahan hormonal dalam tubuhnya,” ungkapnya.
Usia mereka ini diakui Arita usia 10-14 tahun yang banyak terjadi kasus kekerasan dan pelecehan seksual. “Itu data dan laporan yang kami peroleh. Itu korban dan pelaku. Kalau korban usia 4 tahun sudah ada,” bebernya
Dia menjelaskan, dalam menangani kasus kekerasan seksual pada anak, P2TP2A Balikpapan bekerjasama dengan rumah sakit umum Kanujoso dan ditangani dokter ahli kejiwaan. Waktu pengobatannya cukup lama hingga dua tahun.
“Karena yang diobatinya bukan hanya anaknya tapi orangtuanya dan orang-orang disekelilingnya. Jadi korban ini akan menyesuaikan prilakunya dengan yang diinginkan para konsuler, “jelasnya.
Pada tahun lalu, P2TP2A Balikpapan mengadakan pelatihan guru-guru PAUD se Balikpapan yakni memberikan pengetahuan bagaimana anak-anak mampu mempertahankan dirinya jika disentuh oleh orang tidak dikenal atau dikenal.
BACA JUGA