Kemampuan Pekerja Indonesia Belum Banyak Diakui Karena Belum Tersertifikasi
BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Hanif Dhakiri mengatakan tenaga kerja Indonesia miliki kemampuan menghadapi persaingan bebas termasuk MEA, hanya saja persoalanya ada pada pengakuan.
“Persoalan dipengakuan. Oleh karena itu kita harus genjot pelatihan kerja dalam rangka peningkatan kompetensi sekaligus sertifikasi profesi,” tandasnya di Balikpapan (11/2/2016).
Bukti orang Indonesia mampu namun belum diakui misalnya dalam industri rokok terdapat profesi analis daun. “Petani-Petani kita di kantong pertanian tembakau kayak Temanggung, Wonosobo Jawa Tengah misalnya mereka ini walau tidak pernah sekolah tidak pernah dapat pelatihan, hanya memegang, menyentuh dan mencium daun tembakau itu mereka tahu kualitas daun tembakau kualitas bagus dan tidak bagus. Itukan kemampuan,” jelasnya.
Lanjut Hanif di industri rokok terdapat analis daun akan tetapi petani-petani itu tidak dapat menjadi analis kalau bekerja di skala industri besar. “Kenapa? Karena nggak punya sertifikasi. Ngak diakui. Padahal kalau lihat diluar negeri ada nya tester wine, tester makanan. itu kan jabatan bergensi. Ada sekolahnya tapi kemudian ada sertifikasi mereka diakui. Nah orang-orang kita dari segi kemampuan ada tapi butuh pengakuan,” terangnya.
Mereka yang seperti ini seharusnya dilakukan pelatihan peningkatan kemampuan agar nanti memiliki sertifikasi dan diakui kemampuannya.
“Itu tantangan kita kedepan sehingga saya berharap semua pihak sama-sama beri perhatian untuk sama-sama beri akses dan mutu dari pelatihan dan sertifikasi,” tukasnya.
BACA JUGA