Kemarin Balikpapan Sumbang 10 Persen Angka Kematian Covid-19 di Indonesia
BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi menyebutkan, Kota Balikpapan menjadi daerah penyumbang angka kematian yang cukup tinggi di Indonesia Sabtu (08/08) kemarin. Karena ada 7 kasus kematian covid-19.
Meskipun dari 7 kasus kematian itu, 3 yang dinyatakan positif covid-19 dan 4 yang status probable atau masih menunggu hasil pemeriksaan swab. Jumlah kasus terkonfirmasi positif juga terus meningkat hingga puluhan kasus setiap harinya.
“Jumlah yang terkonfirmasi positif terus naik dan yang meninggal dunia luar biasa. Kemarin ada 7 orang yang meninggal dunia,” ujar Rizal disela-sela kegiatan Donor Darah Sukarela yang digelar Plang Merah Indonesia (PMI), Minggu (09/08).
Menurut dia, dari laporan yang diterima angka kematian di Kota Balikpapan kemarin 10 persen dari angka kematain nasional atau dari 500-an kota dan kabupaten. Dan rata-rata yang meninggal dunia usia lanjut sekitar 50 hingga 60 tahun.
“Kalau kita lihat angka yang meninggal dunia se-Indonesia itu sehari 70 orang berarti 10 persen Balikpapan itu menyumbang, 10 persen dari 500-an kabupaten kota. Mengerikan sekali Balikpapa,” ujarnya.
Dia mengungkapkan, selain usia lanjut rata-rata memiliki penyakit bawaan. Ketika di swab hasilnya positif sehingga langsung menjalani perawatan. “Mereka ini dirawat dirumah sakit, awalnya karena penyakit lain komorbit, setelah di swab juga positif,” ujarnya.
Kata dia, di sejumlah rumah sakit di Kota Balikpapan hingga kini juga masih ada yang merawat pasien covid-19 usia sekitar 50 hingga 60-an tahun. “Masih ada kita beberpa penderita positif yang usianya diatas 50 tahun dan itu sangat rawan,” ujarnya.
Disisi lain, rumah sakit juga kewalahan menampung pasien covid-19 yang terus bertambah setiap harinya. Bukan hanya daya tampung yang melebihi kapasitas tapi juga tenaga medis juga kelelahan karena jumlah kasus tak berhenti.
“Nah sekarang rumah sakit kewalahan, dari segi daya tampung kewalahan dari segi pelayanannya petuags medisnya kewalahn dan sudah kecapean,” ujarnya.
“Daya tampung ruang isolasinya. Karena itu ada saran RSKD ditingkatkan lagi ruangan pelayanannya untuk covid-19, termasuk RSUD Beriman , karena ruangan tidak cukup,”
Sementara jumlah laboratorium juga masih kurang, meskipun RSPB, RSKD, RSUD Beriman dan RS Tentara telah memiliki laboratorium PCR dan TCM. “Perlu lagi yang reagennya, kalau itu habis gak ada gunanya lab itu, ini jadi persoalan,” ujarnya
Karena kondisi itu, sehingga swab massal terpaksa dikirim ke Laboratorium Kesehatan Daerah (Lakesda) Provinsi Kaltim dan Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda. “Mengantri hasilnya baru diketahui 5-7 hari,” ujarnya
“Selama menunggu 5-7 hari yang bersangkutan sudah keliaran kemana-mana, sehingga begitu dinyatakan positif dia sudah bisa menularkan ke 10-20 orang bahaya,”
“Kalau perusahaan dia begitu di swab tidak boleh bergerak (kemanapun) menunggu dulu hasil, dia di isolasi dulu. Tapi kalau masyarakat biasa, nunggu hasil yang seperti biasa di rumah akhirnya sekampung kan kena.”
BACA JUGA