Kembangkan Karakteristik, Dekranasda Gelar Lomba Motif Batik Khas Balikpapan
BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com — Upaya untuk menciptakan kreasi yang baru terus dilakukan Pemerintah Kota Balikpapan, salah satu dalam hal motif batik. Untuk itu Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Balikpapan bersama dengan Dinas Koperasi UMKM dan Perindustrian (DKUMKMP) Kota Balikpapan melaksanakan lomba batik motif khas Kota yang mengangkat kombinasi klubut.
Kepala DKUMKMP Kota Balikpapan, Adwar Skenda Putra mengatakan pasca terpilih Rahmad Mas’ud sebagai wali kota maka kepengurusan Deskranasda Kota Balikpapan tentunya juga baru lagi, apalagi setelah alami kevakuman akibat pandemi Covid-19. Sehingga pada tahunn 2022 Ketua Dekranasda Kota Balikpapan Hj Nurlena ingin mengembangkan kembali motif- motif batik khas Balikpapan, supaya khasanah dari motif Balikpapan ini lebih banyak dan berkembang.
“Salah satu yang dilakukan yakni pertama pelatihan, kedua pendampingan fasilitasi terkait dengan merk, ketiga lomba-lomba dan, keempat pemasaran,” ujar Adwar Skenda Putra kepada media, di gedung Dekranasda Balikpapan, kompleks Dome, Selasa (22/2/2022).
Lanjut Edo, biasa Adwar Skenda Putra disapa, salah satu dari beberapa kegiatan itu dilakukan sekarang yakni lomba motif batik khas Balikpapan. Kegiatan ini dirangkai juga dengan HUT ke-125 Kota Balikpapan.
“Harapannya tanggal 10 Februari kemarin kita sudah punya pemenang, cuma waktunya sangat mepet karena keputusan membuat lomba memang jatuh di Januari. Selain itu kita keterbatasan dengan pembiayaan, tapi apapun itu Ibu Ketua Deskranada tetap lomba ini dilaksanakan, hadiah-hadiah dari lomba ini secara pribadi yang dikeluarkan langsung oleh Ibu Ketua Dekranasda Balikpapan,” jelas Edo.
Dimana untuk pesertanya ada 10 orang, yang rata-rata pengrajin yang sudah membuat batik di Balikpapan dan hasil motifnya ada 20. Nantinya dari 20 motif ini akan diseleksi lagi menjadi enam motif dan dipilih lagi untuk juara 1, juara 2 dan juara 3.
“Juara 1,2,3 kita branding menjadi salah satu motif batik Kota Balikpapan dari Dekranasda Kota Balikpapan,” aku Edo.
“Sehingga paling tidak motif-motif ini menjadi seragam wajib di Balikpapan setiap ada kegiatan atau even yang sifatnya formalitas,” tambahnya.
Kedepan diharapkam setiap tahun akan ada motif baru yang akan dilombakan, tapi bisa saja nanti kalau sekarang ada motif tahun depan kita akan lebih pada promosinya.
“Jadi sertifikat Haki nya diusulkan, kemudian publikasi dan promosinya, tapi kalau teman-teman pengrajin tiap tahun berkreasi secara mandiri, dari lomba itu yang akan menjadi hak merek branding Pemkot Balikpapan,” imbuhnya.
Kata Edo, sampai saat ini branding merek Pemkot Balikpapan ada 15, yang memiliki sertifikat hak cipta dan kalau dalam lomba ini ada tambahan enam lagi, sehingga menjadi 21 yang sudah ada hak ciptanya.
“Jika dulu tema lomba dibebaskan dari sisi flora dan faunanya saja, tapi kalau sekarang ini Ketua Dekranasda pingin mengembangkan dengan motif klubut yang dikembangkan, karena kita punya ciri khas karakteristik tanaman di Balikpapan ada klubut, karamunting, mangrove,” terangnya.
“Tinggal kreasi dari teman-teman pengrajin untuk mengembangkan dari motif klubut tersebut,” akunya.
Apalagi juri juga sudah menyampaikan terkait dengan motif ada karakteristik filosofi yang tidak bisa dilepaskan, walaupun ada beberapa masih kurang sempurna. Namun hal itu masih bisa dimaklumilah terutama di motif Kaltimnya, karena tetap tidak lepas dari motif Balikpapan.
Dimana kata Edo, lomba motif batik ini ada hubungan dalam hal peningkatan ekomoni masyarakat. Menurutnya jika mempunya motif Balikpapan maka akan membuat produk kain batik Balikpapan, artinya ada pengrajin motif Balikpapan yang akan rajin membuat batik. Kemudian kalau semua diwajibkan berdasarkan perwali nomor 15 tahun 2016 tentang pemanfaatan penggunaan batik motif Balikpapan, maka setiap orang atau setiap ASN itu wajib punya motif Balikpapan. Dengan demikian, kalau ASN ada 6 ribu orang berarti 6 ribu pegawai itu semua miliki baju batik artinya akan tumbuh penjahit, orang yang buat motif batik, pedagang.
“Saat ini oengrajin batik di Kota Balikpapan ada 10, kita tentu berharap nanti diterapkan di semua stakeholder terutama di Pemkot apalagi dengan adanya Perwali, begitu juga dengan seragam sekolah sudah wajib dengan batik motif Balikpapan,” tutur Edo.
Meski begitu dalam pemasaran batik tentu ada kendalanya yakni pada pemasaran dan konsisten cinta produk lokal, sehingga pihaknya akan banyak lakukan publikasi terkait dengan batik Balikpapan ini supaya orang rajin pakai batik dulu.
“Pemasaran kita lebih banyak lakukan terutama yang digital, kita juga kerja sama dengan marketplace online salah satunya dengan Kantor Pelelangan Negara, sehingga membranding dan mempublikasikan prodak itu jadi satu keharusan bagi kami dan bagi pelaku UMKM, walaupun demkian kita sudah punya ada tiga pengrajin yang hasil batiknya ini sudah masuk go nasional,” tutupnya.
BACA JUGA